REPORTASEBALI.COM – Pelaksanaan Wisuda Sarjana Ke-39 IKIP PGRI Bali dirangkai dengan Dies Natalis Ke-34. Prosesi pelepasan itu diikuti oleh 500 mahasiswa dari 5 Fakultas yakni, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Jurusan Bimbingan dan Konseling.
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) dengan jurusan, Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, Pendidikan Seni Rupa, Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik.
Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) dengan jurusan, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Sejarah. Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan (FPOK) dengan jurusan, Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIP) dengan jurusan, Pendidikan Matematika dan Pendidikan Biologi.
Pada wisuda tersebut, Ni Kadek Riantini dari Prodi Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas MIPA IKIP PGRI Bali tak bergeser pada Wisuda Sarjana Ke-39. Mahasiswi kelahiran 1985 itu, meraih IPK yakni 3,97 sekaligus mendapatkan predikat cumlaude.
Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. IMade Suarta, SH., M.Hum., menjelaskan, IKIP PGRI bukan saja mencetak tamatan dengan dedikasi tinggi di bidang pendidikan keguruan. Namun bekal entrepreneur kepada setiap mahasiswa diberikan untuk menambah skill dan meningkatkan daya saing di dunia industri maupun usaha.
Mahasiswa jurusan Seni, Drama, Tari dan Musik (Sendratasik) telah membuktikan kemampuannya menembus dunia industri hiburan dan pariwisata di Bali. Selama ini, IKIP PGRI Bali menunjukkan performanya sebagai kampus dengan transformasi dan inovasi besar terhadap program-program pendidikannya.
“Di bulan Agustus ini kami menerima penghargaan SPMI dari Kemenristek Dikti, dan penghargaan dari PB PGRI terkait dedikasi dan prestasi pengembangan PTS,” jelas Rektor IKIP PGRI Bali, I Made Suarta.
Menurut Rektor, wisuda merupakan rangkaian prosesi akademis di Perguruan Tinggi. Program pendidikan di kampus pencetak guru itu bukan hanya mengedepankan akademis semata namun juga penerapan Tri Darma Perguruan Tinggi. Darma pengabdian masyarakat diimplementasikan dengan mengadakan penghijauan di taman mangrove Mertasari.
“Dengan menanam pohon bakau dan kegiatan belajar mengajar di lapangan Puputan Renon,” terang Rektor Made Suarta.
Selain itu, kegiatan bedah rumah yang telah dilakukan sejak tahun 2012. Selama 5 tahun program bedah rumah itu, ada 27 rumah yang sudah direhab menjadi rumah layak huni.
“Biaya semua dari uang iuran mahasiswa yang ditabung sejak pertama mengikuti perkuliahan di IKIP PGRI Bali. Anggaran bedah rumah Rp 25 juta/rumah,” jelas Made Suarta(Dayu.m)