REPORTASEBALI.COM – Usai mendaftar sebagai bakal calon wakil Gubernur bersama Balon Gubernur Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, I Ketut Sudikerta kembali ke Rumah Apresiasi Sudikerta (RAS) sebagai basis kemenangannya.
Menuruni mobil yang ditumpanginya, Sudikerta melihat sejumlah wartawan yang menunggunya. Ia pun mendekati dan memberikan salam. Secara spontan, Sudikerta juga duduk meleseh sembari mengajak peliput makan bersama dengan hidangan nasi Jinggo atau nasi bungkus khas Bali.
“Saya mau makan bersama disini sama wartawan,” ajak Sudikerta.
Sambil duduk di lantai terbuka yang terpapar sinar matahari, Wakil Gubernur Bali ini bercerita ringan. Ia pun mengungkapkan nikmatnya menikmati hidup dengan cara sederhana seperti itu. Puluhan nasi bungkus di plastik besar ludes tanpa sisa.
Niat wartawan yang ingin mewawancarainya ditepis dengan alasan ia ingin sejenak menikmati hidup.
“Saya pernah makan bersepuluh di menara kembar Malaysia. Saya kaget, ternyata tagihannya Rp 100 juta hanya untuk makan lobster dan menu oriental yang lain,” ujarnya.
Sudikerta pun membandingkan hidangan mewah di restoran mahal negeri Jiran, dengan makanan sederhana yang dinikmati dengan cara yang sederhana pula bersama para peliput.
“Justru saya bisa menikmati makan disini, biarpun cuma nasi bungkus dengan segelas air tawar,” kata Sudikerta.
Meski sebelumnya Sudikerta menolak diwawancara, namun keingintahuan wartawan pun sebagainya dijawabnya. Diantaranya, terkait kunjungan dirinya ke desa adat yang ada di Bali.
Menjabat sebagai Wakil Gubernur Bali selama 4,5 tahun, I Ketut Sudikerta telah mengunjungi 1.388 Desa Adat dari 1.488 Desa Adat yang ada di Bali. Rata-rata anggaran yang dibutuhkan dalam setahun Rp 30 milyar.(day)