REPORTASEBALI.COM – Banyak kenangan yang ditorehkan Wayan Koster di tanah kelahirannya, Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Kenangan itu salah satunya dialami Perbekel Kubutambahan, Ketut Sandirat.
Suatu pagi delapan tahun silam, Ketut Sandirat mendatangi kediaman Koster di Desa Sembiran. Ditangannya, ia membawa lembaran kertas yang telah disusun menjadi proposal.
Ya, saat itu ia mengajukan proposal pembangunan sekolah lanjutan atas kepada pria yang kini maju sebagai calon Gubernur Bali itu. Tujuannya satu, ia ingin warganya memiliki pendidikan lebih. Syukur-syukur memiliki keahlian khusus agar bisa bersaing dan menjadi bekal hidup.
Gayung bersambut. Kandidat nomor urut 1 yang berpasangan dengan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) di Pilgub Bali itu menyetujui proposal yang ia buat.
“Akhirnya disetujui Pak Koster. Begitu diteliti proposal itu dengan sedikit perbaikan, Pak Koster langsung memperjuangkannya,” kenang Sandirat saat ditemui di sela kampanye Koster di Wantilan Rsi Mejajar, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Kamis
29 Maret 2018.
Tak perlu waktu lama bagi Koster merealisasikan keinginan warga Kubutambahan. Dengan anggaran bertahap selama empat tahun, kini telah berdiri megah sebuah SMK Kesehatan di Kubutambahan.
“Saya carikan anggarannya. Kita cicil selama empat tahun anggaran pembangunannya. Sampai akhirnya sekarang berdiri megah,” ujar kandidat yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKPI, PKB dan PPP itu.
Saat ini, SMK Kesehatan di Kubutambahan menjadi SMK favorit di Buleleng. Tak hanya dari Kubutambahan saja, tak sedikit murid yang menimba ilmu di sini datang dari kecamatan lain. Bahkan dari kabupaten tetangga.
“Sekarang sekolah SMK Kesehatan ini begitu diminati tidak saja dari Buleleng, tapi juga seluruh Bali. Dia berkembang menjadi sekolah favorit karena kualitasnya,” kata Koster.
Saat ini, Sandirat menuturkan, sudah 800-an murid yang bisa bersekolah di SMK Kesehatan. Hebatnya lagi, kata dia, Koster juga memiliki perhatian kepada siswa tak mampu yang memiliki minat belajar tinggi.
“Ada program beasiswa dari Pak Koster bagi siswa tak mampu,” terang Sandirat.
Hal itu diakui pula oleh Koster. Bahkan nilainya terus bertambah dari tahun ke tahun.
“Awal-awal itu beasiswanya Rp 750 ribu per tahun, sekarang dinaikkan menjadi Rp 1 juta per tahun. Saya yang carikan bantuan bagi siswa miskinnya. Apa yang disampaikan oleh Pak Sandirat ini testimoni bagaimana saya sungguh-sungguh berjuang untuk Bali, bukan hanya omong kosong sekadar program tanpa bukti,” katanya.
Selain sekolah, ternyata Wantilan Rsi Mejajar yang dijadikan lokasi pertemuan juga hasil karya perjuangan Koster sebagai anggota DPR RI.
Ya, Koster yang memperjuangkan anggaran gedung serbaguna Wantilan Rsi Mejajar dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.
“Gedung serbaguna ini saya perjuangkan tahun 2012 lalu, anggarannya Rp 700 juta. Untuk finishingnya saya mintakan bantuan kepada Bupati Buleleng. Jadilah gedung serbaguna yang bagus dan megah ini,” cerita Koster.
Banyak lagi karya nyata Koster di Buleleng. Salah satu yang fenomenal adalah pengadaan Rumah Sakit Pratama di Giri Mas senilai Rp 26 miliar yang dibangun dua tahun lalu.
“Kita akan bangun lagi, kembangkan lagi rumah sakit itu nantinya,” ucap dia.
Tak hanya itu, hampir di seluruh desa di Buleleng pernah tersentuh bantuan Wayan Koster mulai dari wantilan, gong, gamelan, pembangunan SMA Negeri, Pura yang dibangun di Desa Bila.
“Di Tajun itu (jalan) hotmix. Begitu cara saya membantu desa. Tidak hanya di Buleleng, tetapi juga di seluruh Bali. Silakan cek satu per satu, saya riil membangun,” demikian ujar Koster. (dyu)