REPORTASEBALI.COM – Setelah somasi dilayangkan oleh organisasi Amukti Palapa Nusantara (APN) kepada Event Organizer Diana Ria Enterprise, pihak APN melalui Ketua DPP Ketut Sumiata menyatakan, dari pihak EO belum menunjukkan itikad baik dengan melakukan tiga dari empat pokok somasi yang dilayangkan.
“Kami belum dapat informasi, pihak penyelenggara melakukan 3 somasi yang kami sampaikan,” jelas Ketut Sumiata dihubungi via telepon, Selasa, 25 Juni 2019.
Dikatakan Sumiata, pihaknya memberikan waktu 3×24 jam kepada panitia maupun penyelenggara untuk melakukan isi somasi tersebut.
“Sampai batas waktu yang ditentukan, kamu akan melakukan gugatan ke pengadilan. Itu (somasi) sudah dua hari lalu kami sampaikan secara terbuka di IG penyelenggara, sampai saat ini belum ada jawaban,” kata Ketut Sumiata.
Salah satu pendiri organisasi APN ini juga mempertanyakan, bagaimana poster itu dibuat dengan dengan gambaran Via Vallen berdiri diatas Sri Kresna mengendarai kereta perang bersama Arjuna.
“Kalau posisi Via Vallen sejajar atau berada dibawah, masih kita maklumi, tapi ini berdiri diatas. Ini sudah pelecehan terhadap salah satu agama,” jelas Ketut Sumiata dengan nada tinggi
Pihaknya juga mempertanyakan kepentingan penyelenggara membuat desain poster yang mengambil simbol agama.
“Korelasinya apa sampai memasang cover kitab tersebut untuk kepentingan bisnis,” kata Sumiata.
Sebelumnya, surat somasi tertanggal 23 Juni 2019 itu, dirilis secara terbuka oleh organisasi APN di akun IG penyelenggara. Dal surat somasi itu tertulis nama Ketua Umum APN I Putu Gede Anom Windu Santosa, ST., MOS.
Isi surat somasi itu antara lain, meminta kepada panitia yang namanya tercantum yaitu, Diana Ria Enterprise melakukan klarifikasi terhadap maksud dan tujuan iklan poster Via Vallen tersebut.
Di poin kedua somasi tertulis, Kami sebagai anggotanya beragama Hindu menganggap pihak panitia telah melecehkan gambar sosok Sri Kresna yang dianggap sebagai Awatara ke-8 dari Dewa Wisnu.
Poin ketiga, APN meminta pihak panitia melakukan jumpa pers untuk klarifikasi persoalan seperti dimaksud dalam poin sebelumnya.
“Kami juga meminta, ini jadi pelajaran bagi semua pihak untuk stop dalam melecehkan simbol-simbol agama apapun yang ada di NKRI,” kata Ketut Sumiata. (day)