REPORTASEBALI, DENPASAR – Badan Kesbangpol Pemprov Bali melalui Pos Terpadu Karya Bakti Sosial (KBS) menyerahkan bantuan bagi warga tidak mampu yang digelar di Halaman Kantor Kesbangpol Pemprov Bali, Jumat (24/3/2023).
Bantuan tersebut berupa yang sekolah, paket sembako bagi warg tidak mampu, goodie bag yang di dalamnya berisikan alat tulis dan buku, boneka kepada dua anak yatim piatu. Paket sembako diberikan kepada warga kurang mampu, kaum disabilitas, lansia, dan sebagainya. Selain itu juga digelar pelayanan kesehatan berupa donor darah, cek kesehatan gratis, pemeriksaan mata, pijat tradisional gratis, serta pembagian telur ayam, sarden, voucher belanja dari Indomaret, dan voucher makan dari beberapa sponsor.
Acara tersebut melibatkan 21 Ormas lintas suku dan agama yang ada di Bali. Hadir dalam acara tersebut antara lain Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali dan Ketua Umum PAKIS Bali Nyonya Putri Suastini Koster, Kelompok Ahli Gubernur Bali Bidang Mitigasi Bencana Gede Sudiarta, Kepala Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa Badan Kesbangpol Pemprov Bali I Komang Kusumaedi.

Menurut Putri Suastini Koster, ideologi dan wawasab kebangsaan harus diwujudkan dalam berbagai tindakan nyata. “Kalau kita sering berkumpul dan saling tukar pikiran, bertemu dari hati ke hati maka semuanya akan menjadi baik. Ketika hati sudah berbicara maka sampailah kita. Kalau tidak ada komunikasi maka tidak ada persatuan. Jangan ego, jangan keras kepala. Kalau ini yang terjadi maka kita akan berantem satu sama lain,” ujarnya.
Sebab bila tidak ada komunikasi maka unsur-unsur pemecah akan masuk, dan melahirkan radikalisme baru. Ini adalah penjajahan dalam bentuk lain yang harus diwaspadai. Radikalisme itu bukan ranah agama saja tetapi lebih pada tindakan untuk memasukkan paham yang baru dan mengubah paham atau ideologi yang sudah ada.
Seniman wanita Bali ini menegaskan, radikalisme itu bukan hanya masuk melalui unsur agama saja tetapi bisa melalui ekonomi, sosial budaya dan sebagainya. “Ketika kita diusik, kelompok sosial diadu dengan pemerintah maka ini harus diwaspadai bersama. Dampaknya adalah penjajahan dalam bentuk yang lain akan masuk ke dalam segala lini kehidupan kita. Makanya mari kita bersatu, bergandengan tangan dan saling berdialo satu sama lainnya,” ujarnya.
Ini harus melibatkan semua unsur yang ada mulai dari pemerintah, masyarakat, organisasi sosial dan media. Media juga sangat berperan besar dalam berbagai sektor kehidupan manusia. Media itu tanggung jawabnya sangat besar. Belum lagi media sosial yang tidak bisa dikontrol dan ini menuntut tanggung jawab semua pihak.