Mesin Pengolah Sampah di Jembrana tidak Beroperasi Maksimal

0
175

DENPASAR, REPORTASE BALI- Pemkab Jembrana Provinsi Bali akan segera mengoperasikan mesin pengolah sampah. Sebab, pada tahun 2024, Pemkab Jembrana mendapatkan bantuan mesin RDF dari PT Wisesa Global Solusindo untuk mengelolah sampah di TPA Peh menjadi RDF (refused derived fuel).

Bantuan mesin RDF dari PT Wisesa Global Solusindo mulai beroperasional di TPA Peh Jembrana bulan Juli 2024 berupa satu unit mesin pengolah sampah. Sampah organik diolah menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik diolah menjadi RDF.
RDF dikenal sebagai hasil pemisahan sampah yang dikeringkan kadar airnya sebagai alternatif sumber energi penggunaannya oleh industri.

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leh berlokasi di Banjar Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. Kala itu, Bupati Jembrana Nengah Tamba menerima langsung kedatangan mesin itu di TPA Peh.
“Hari ini kedatangan mesin ini saya merasa bahagia, ini ada masa waktu yang akan kita uji coba dulu apakah sudah sesuai ekspektasi,” kata Tamba saat itu Senin (3/6/2024). Setelah uji coba beberapa bulan, mesin RDF bantuan PT Wisesa Global Solusindo yang sepertinya “batuk batuk” alias tak bisa beroperasi sampai saat ini.

Atas kondisi itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jembrana Dewa Gede Ary Candra Wisnawa saat dihubungi mengatakan akan menghubungi setelah beberapa hari ke depan. “Ijin, Rabu saya telppn ya,” tulisnya melalui pesan singkat whatsapp, Senin (12/05/2025).

Namun sebelumnya ia mengatakan, untuk kerjasama pengolahan sampah menjadi RDF dengan PT Wisesa Global Solusindo masih berlanjut.

“Saat ini proses pengolahan break dulu, karena kami sedang persiapan pembangunan hangar dan persiapan penambahan mesin pendukung untuk optimalisasi pengolahan RDf,” kata Dewa Gede Ary Candra Wisnawa, 2 April 2025.

Baca Juga :   Hadirkan Kemudahan Konektivitas Digital, Telkomsel Luncurkan Orbit MiFi

Sumber media ini di TPA Peh mengatakan, mesin RDF bantuan PT Wisesa Global Solusindo mulai beroperasi di TPA Peh sejak Juli 2024 sebulan setelah kedatangan mesin RDF diterima Bupati Nengah Tamba di TPA setempat.

“Mesin itu beroperasi di tumpukan sampah yang zona aktif. Setelah mesin beroperasionl sempat mengirim RDF satu truk ke Pabrik Semen Gresik. Maaf saya lupa berapa ton, karena datanya ada di kantor. Intinya sudah pernah kirim satu truk RDF ke Semen. Waktu itu pelepasan oleh pak Bupati Tamba,” katanya saat dihubungi, Senin (12/05/2025).

Setelah pengiriman pertama, mesin masih tetap beroperasi dan hasil RDFnya masih menumpuk di TPST karena belum terkirim.

“Apa mungkin belum capai target sehingga belum dikirim dan masih menumpuk, saya gak paham. Silakan menghubungi pak kadisnya,” katanya sembari mengingatkan tak ditulis nama dan identitasnya.

Mesinnya masih tetap beroperasi, namun tidak maksimal dan sering tersendat sendat. Karena setelah diayak, organiknya keluar lalu diambil plastiknya saja.

“Karena tidak sebanding keluaran dari mesin pemecah dan pres. Nanti ada bantuan dari BKK provinsi. tersendat dan tidak keluar masksimal,” ujarnya.

Sekedar diketahui, kondisi mesin RDF di TPA Peh berbeda jauh dengan kondisi mesin RDF di TOSS Center Karangdadi Klungkung.

Mesin RDF di TOSS Center rekayasa teknologi anak negeri, dari Sidoarjo yang secara konsisten dan berkelanjutan sejak 2023 sampai dengan saat ini.

Mesin RDF di TOSS Center Klungkung sampai saat ini sudah mengolah sampah residu sebanyak kurang lebih 143 ton dari total 1.809 ton yang masuk sejak Oktober 2023 sampai dengan April 2025.

Dengan demikian tak terbuang sia-sia ke TPA karena diolah menjadi sumber daya terbarukan sebanyak 143 ton RDF.

Baca Juga :   Samsung Luncurkan Galaxy A14 dan A34 5G Enterprise Edition