Talk Show Pariwisata Berkelanjutan dengan Warisan Budaya Tak Benda Awali BBTF Ke-11 di Nusa Dua Bali

0
82

NUSA DUA, REPORTASE BALI- Talk show bertajuk ‘Pariwisata Berkelanjutan dengan Warisan Budaya Tak Benda mengawali Bali Beyond Travel Fair (BBTF) ke-11 yang digelar di Nusa Dua Bali, Rabu (11/6/2025). Talk show tersebut menghadirkan banyak narasumber yang menjadi pakar di bidangnya. Mereka adalah Jelle Therry, arsitek lanskap dan Direktur Urban Nature Design yang membahas tentang infrastruktur pariwisata. Ada Ida Bagus Agung Gunarthawa yang mengangkat soal pariwisata berbasis komunitas di Samsara Living Museum, Karangasem serta menekankan pentingnya menghidupkan kearifan lokal. Jean Couteau, sejarawan budaya dan ahli seni asal Prancis yang tinggal lama di Bali yang menyorot tantangan kehidupan modern dan nilai festival pura sebagai warisan tak benda. Ada Hector Busto dari Marriott Bonvoy, yang memaparkan keseimbangan antara kemewahan dan
keberlanjutan. Seluruh panel menegaskan pentingnya keaslian budaya untuk mendorong permintaan, serta strategi menanggulangi overtourism, tekanan lingkungan, dan dilusi budaya khususnya di Bali.
Diskusi ini memperkuat sinergi publik-swasta, pertukaran praktik terbaik, dan keyakinan pembeli global terhadap kepemimpinan Indonesia.

Talk show ditutup dengan pembicara kunci dari Menteri Pariwisata RI Widiastuti Putri Wardhana. Menpar yang irit bicara tersebut mendorong tentang plarform digital yang harus menjangkau semua akses pariwisata dari desa hingga kota. “Platform digital menawarkan jangkauan dan kecepatan, tetapi pameran offline seperti BBTF menciptakan koneksi manusia yang tak tertandingi. Interaksi tatap muka mengubah percakapan menjadi komitmen jangka panjang menghidupkan bisnis pariwisata melalui tujuan bersama, narasi, dan kehadiran,” ujarnya.

Ketua Panitia BBTF ke-11 Putu Winastra menjelaskan, BBTF ke-11 kali ini memilih tema “Melestarikan Alam Hijau dan Warisan Budaya untuk Dunia” digelar di Bali International Convention Center (BICC). “BBTF tahun ini menyambut 529 buyers dari 45 negara, 499
perusahaan penjual, dan 284 peserta pameran, yang berasal dari tujuh negara Indonesia, Spanyol, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Namibia, dan Thailand serta sebelas provinsi di Indonesia yakni Bali, NTB, NTT, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kepulauan
Bangka Belitung, Lampung, Kepulauan Riau, dan Sulawesi Selatan,” ujarnya.

Baca Juga :   Saudi Airlines Tiga Kali Seminggu Mendarat di Ngurah Rai, Gubernur Koster Ingatkan Kebijakan PWA

Dalam acara pembukaan nanti, akan ada Travel Exchange (Travex) yakni sesi B2B terstruktur di pameran pariwisata BBTF yang mempertemukan pembeli dan penjual dalam pertemuan satu-per-satu
terjadwal. Pembukaan akan dipimpin langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster. BBTF dikenal sebagai pameran pariwisata dan perjalanan internasional terkemuka di Indonesia yang memfasilitasi promosi destinasi, penguatan kemitraan industri, dan praktik pariwisata berkualitas
serta berkelanjutan. Acara ini diselenggarakan ASITA Bali bekerja sama dengan pemangku kepentingan pemerintah dan swasta. Acara ini sangat penting bagi pemangku kepentingan pariwisata Bali untuk menegaskan peran strategis BBTF dalam menjalin kemitraan bernilai tinggi dan bertanggung jawab antara penjual Indonesia dan pembeli internasional. Soal pemilihan tema, menurut Ketua ASITA Bali ini, tema tahun ini menegaskan komitmen Indonesia untuk melindungi alam hijau dan warisan budaya, sekaligus meningkatkan tata kelola, kesiapan investasi, dan ketahanan destinasi Bali.

Siti Nugraha Maulana, Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, menyatakan bahwa BBTF telah menjadi “pameran perjalanan one-stop internasional terdepan Indonesia,” menyorot kontribusi pariwisata sebesar 4,1 % PDB dan 22 juta lapangan kerja, peran soft power diplomasi yang menjadikan pengunjung sebagai duta budaya dan ekosistem “living ecosystems” Indonesia, serta kepemimpinan Indonesia dalam inisiatif pariwisata berkelanjutan dari homestay desa hingga konservasi laut dan pengalaman ekologi di taman
nasional. Total transaksi BBTF tahun lalu mencapai 7,6 triliun IDR, dan menegaskan bahwa sektor pariwisata harus menjadi katalisator perdamaian dan kemakmuran bagi manusia
dan planet.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardana meneguhkan kembali komitmen pelestarian alam dan budaya, dengan pertumbuhan turis inbound 19 % di 2024 dan 9,15 % pada empat bulan pertama 2025, target ambisius 16 juta wisatawan internasional dan lebih dari satu miliar
perjalanan domestik, menyebut Bali sebagai “mahkota” dengan kenaikan 20,1 % wisatawan dan andil 44 % devisa pariwisata nasional. “Peluncuran Bali and Beyond Tourism Program
untuk meratakan kunjungan ke wilayah Jembrana, Buleleng, hingga Banyuwangi, menjadikan BBTF 2025 lahan kolaborasi travel agent, hotel, operator kapal pesiar, pusat kebugaran, MICE, desa wisata, dan pemerintah, dan puncaknya “Wonderful Indonesia Pavilion” bersama Bank
Indonesia sebagai wujud gerakan budaya dan diplomasi pariwisata,” ujarnya.

Baca Juga :   Panitia BBTF Umumkan Kesiapan Penyelenggaraan Indonesia’s leading International Travel Fair

Ketua Bali Tourism Boars Ida Bagus Agung Panta Adnyana mengatakan, pariwisata sebagai penyampai informasi, identitas, dan warisan, bukan
angka semata. Ia menghadirkan tiga pilar efisiensi digital untuk memperkuat koneksi manusia, keberlanjutan alam dan budaya, serta pengalaman otentik, serta mengumumkan BTB Special
Awards untuk pejuang senyap di bidang pertanian berkelanjutan, pelestarian warisan, dan filosofi Tri Hita Karana.

Penghargaan tersebut diberikan kepada I Made Janur Yasa (Pertanian Berkelanjutan & Alam Hijau), Prof. I Made Bandem (Pelestarian Seni & Budaya), Puri Agung Ubud diwakili Tjokorda Gde Putra Sukawati (Penjaga Filosofi & Warisan Budaya).