BBTF Ke-11 Optimis Bikin Bali Bangkit, Wisman Meningkat, Pajak Daerah Melonjak

0
148

DENPASAR, REPORTASE BALI- Kepala Dinas Pariwisata Bali I Wayan Sumarajaya mengatakan, pariwisata Bali saat ini kembali bergeliat. Apalagi pasca digelarnya BBTF ke-11 di Nusa Dua Bali yang mendatangkan banyak tamu dari berbagai negara. Dalam lima bulan pertama tahun 2025 menjadi saksi nyata kebangkitan pariwisata Pulau Dewata. “Berdasarkan data Dinas Pariwisata Provinsi Bali, BPS, dan Imigrasi Bandara Ngurah Rai, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Bali mencapai lebih dari 2,66 juta orang atau meningkat drastis dibanding periode yang sama pada tahun 2024 (2,39 juta) dan 2023 (1,87 juta),” ujarnya.

Tak hanya jumlah kunjungan yang naik, tetapi juga pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak mengalami lonjakan serentak di tiga wilayah strategis Bali yakni Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kota Denpasar. Ketiganya mencatat realisasi pajak hingga Mei 2025 yang jauh lebih tinggi dibanding dua tahun sebelumnya. Lonjakan ini menegaskan peran vital sektor pariwisata dan jasa sebagai motor utama pemulihan ekonomi Bali. “Intinya, turis datang, pajak mengalir,” ujarnya.

Masih menurut data BPS Bali, pada Mei 2025, tercatat Kabupaten Badung mengumpulkan Rp 2,41 triliun,
Kabupaten Gianyar meraih Rp 423 miliar,
Kota Denpasar mencapai Rp 639 miliar.
Kontribusi terbesar berasal dari sektor PHR (Pajak Hotel, Restoran, dan Hiburan) menyumbang hingga 75% dari total penerimaan pajak daerah. Ini mempertegas bahwa setiap kamar hotel yang terisi, setiap santapan di restoran, dan setiap pertunjukan hiburan bukan hanya menyemarakkan suasana, tetapi juga mengisi kas daerah.

Selain itu, okupansi hotel berbintang di Bali terus meningkat sebab masyarakat terus bergerak. Dari hasil komunikasi dengan pengelola hotel berbintang di kawasan pariwisata utama seperti Nusa Dua, Kuta, Seminyak, Canggu, Sanur, dan Ubud, terungkap bahwa tingkat hunian (occupancy rate) selama Januari hingga Mei 2025 lebih tinggi dibanding tahun 2024. Hanya pada bulan Februari dan Maret tercatat sedikit penurunan, kemungkinan disebabkan oleh faktor musiman. Kondisi ini menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha pariwisata, UMKM lokal, dan tentu saja pemerintah daerah. Peningkatan jumlah wisatawan otomatis mendongkrak konsumsi, membuka lapangan kerja, dan memperkuat ekonomi lokal.

Baca Juga :   Dorong Transformasi Industri Perasuransian, OJK Terbitkan Lima Aturan Baru

Sesuai data BPS, Kota Denpasar menunjukkan pertumbuhan penerimaan pajak yang signifikan, setelah Badung.
Denpasar mencatat kenaikan tertinggi secara persentase, tumbuh lebih dari 42% dibanding 2024. Ini menunjukkan bahwa pusat administrasi dan perdagangan Bali ini tidak sekadar menjadi jalur lalu lintas wisatawan, tetapi juga pusat konsumsi dan aktivitas jasa yang semakin hidup. Sementara itu, Badung tetap menjadi tulang punggung fiskal Bali, dengan kontribusi terbesar dari hotel-hotel dan restoran-restoran mewah di kawasan pesisir selatan.

Pertumbuhan realisasi pajak dan kunjungan wisatawan hanyalah sebagian indikator dari pemulihan Bali. Di balik angka-angka tersebut, terdapat semangat masyarakat yang kembali bekerja, sektor informal yang bergairah, dan roda ekonomi yang kembali berputar. Namun, ke depan tantangannya bukan hanya menjaga tren ini tetap naik, tetapi juga membangun ketahanan ekonomi yang lebih seimbang, termasuk mendorong pajak dari sektor non-pariwisata serta memperkuat regulasi dan pelayanan publik.

Kenaikan jumlah wisatawan mancanegara dan lonjakan penerimaan pajak di Badung, Gianyar, dan Denpasar menandai babak baru pemulihan Bali. Momentum ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat fondasi ekonomi daerah, memastikan bahwa pertumbuhan yang terjadi saat ini bisa berkelanjutan, inklusif, dan adaptif terhadap masa depan.