DENPASAR, REPORTASE BALI- Komitmen perguruan tinggi dalam penguatan ekonomi lokal kembali diwujudkan. Kali ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial (BEM FHIS) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) berhasil mendorong kualitas dan daya saing Kopi Arabika Kintamani sebagai produk unggulan Desa Belantih, Kintamani, melalui Program Mahasiswa Berdampak: Pemberdayaan Masyarakat. Program yang didanai oleh kementerian terkait pada Tahun 2025 ini fokus pada peningkatan kualitas dari hulu ke hilir, serta penguatan manajemen kelompok tani agar mandiri dan berdaya saing global.
Ketua Tim Dosen Pengabdian, Prof. I Gede Astra Wesnawa menjelaskan, kegiatan ini adalah wujud nyata sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan. “Mahasiswa tidak hanya belajar berinteraksi, tetapi juga mentransfer pengetahuan dan teknologi yang krusial untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global” kata Astra saat dikonfirmasi di Bangli pada Jumat malam (14/11/2025).
Dampak positif program ini diakui langsung oleh petani setempat. Ketua Kelompok Tani Wana Giri, I Nyoman Sutapa Berata menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Undiksha atas pelatihan, pendampingan, dan transfer teknologi yang diberikan, yang dinilainya telah membantu meningkatkan keterampilan dan kemandirian dalam pengelolaan usaha tani yang berkelanjutan. Hal senada disampaikan oleh Ketua Kelompok Tani Dharma Kriya, I Wayan Selamat, yang menilai bantuan teknologi, pelatihan hilirisasi, dan dukungan energi terbarukan benar-benar membuka wawasan petani untuk mengembangkan pertanian kopi yang mandiri dan berdaya saing.
Serangkaian kegiatan BEM FHIS Undiksha dimulai dari sektor hulu, yakni dengan memberikan pelatihan pembibitan dan perawatan kopi berbasis Good Agricultural Practices (GAP) on coffee. Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan petani dalam memilih benih unggul, melakukan penyemaian, pemeliharaan, serta menerapkan teknik penanaman yang sesuai dengan kondisi agroklimat setempat. Guna mendukung praktik tersebut, mahasiswa juga menyerahkan bantuan berupa 5.000 bibit Kopi Arabika Kintamani dan juga bantuan pupuk untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman.
Hal ini dilakukan sebagai langkah strategis berlanjut ke tahap hilir. Mahasiswa melakukan transfer teknologi Mesin Huller guna meningkatkan efisiensi proses pengupasan kulit tanduk kopi, yang secara langsung berkontribusi pada produksi biji kopi berkualitas tinggi. Setelah itu, fokus diarahkan pada nilai tambah melalui pelatihan hilirisasi kopi yang berhasil menciptakan produk turunan berupa kopi bubuk kemasan dengan berbagai ukuran, yaitu 250 gram, 500 gram, dan 1 kilogram. Untuk memastikan proses penjemuran yang higienis dan efisien, BEM FHIS juga menyediakan para-para berbahan aluminium yang tahan lama.
Aspek keberlanjutan juga menjadi prioritas. Mahasiswa menginstalasi lampu panel surya di area produksi dan lingkungan desa sebagai dukungan terhadap penerapan energi terbarukan, sekaligus meningkatkan keamanan dan produktivitas. Untuk memperkuat pengawasan dan keamanan aset produksi, mereka juga memasang instalasi CCTV.
Di sisi manajemen, kelompok tani diperkuat melalui pelatihan manajemen kelembagaan dan pemasaran digital. Pelatihan ini bertujuan agar organisasi dapat dikelola secara transparan dan produk kopi mereka mampu dipasarkan secara luas melalui marketplace terkemuka seperti Shopee, Tokopedia, dan Instagram. Bahkan, jangkauan pasar ditingkatkan hingga level internasional dengan mempromosikan produk Kopi Arabika Kintamani pada ajang Vovinam World Championship. Selain itu, petani juga diperkenalkan dengan aplikasi Agro Link untuk memudahkan pencarian tenaga kerja saat musim panen tiba.
Melalui program ini, BEM FHIS Undiksha tidak hanya berkontribusi dalam peningkatan produktivitas dan kualitas Kopi Arabika Kintamani, tetapi juga turut memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat Desa Belantih melalui inovasi, kolaborasi, dan penerapan teknologi berkelanjutan.



















