Disambut Meriah Koor Thomas Aquino Katedral Denpasar, Gubernur Koster Sebut Roh Gereja Katolik Bali itu Searah dengan Visi Nangun Sat Kertho Loka Bali

0
132

DENPASAR, REPORTASE BALI- Gubernur Bali Wayan Koster menyambangi umat Katolik di Paroki Roh Kudus Denpasar, Keuskupan Denpasar saat perayaan Natal, Kamis (25/12/2025). Saat memasuki gereja, Koster disambut dengan alunan lagu secara meriah yang dibawakan oleh puluhan anggota koor dari Lingkungan St. Thomas Aquino Katedral Denpasar. Koster dijemput langsung oleh Pastor Paroki Roh Kudus Denpasar, RP. Yosep Wora, SVD beserta pastor rekan dan tokoh umat lainnya. Sejak memasuki gedung gereja, semua umat berdiri dan terus bertepuk tangan menyambutt kedatangan gubernur visioner ini. Tiba dalam gereja, Koster langsung dipersilahkan naik ke mimbar untuk memberikan arahan di hadapan lebih dari 2 ribu umat Katolik, baik yang ada dalam gereja maupun yang menyaksikan langsung dari layar monitor dari halaman gereja, basement dan lapangan samping gereja.

Menurut Koster, keberadaan Gereja Katolik Paroki Roh Kudus Denpasar dan juga seluruh gereja Katholik di Bali itu bukan sekadar pusat ibadah, melainkan pilar moral dan mitra strategis pemerintah dalam merawat peradaban Bali. “Kontribusi umat Katolik, baik secara niskala melalui keteguhan doa, merupakan bagian tak terpisahkan dari denyut nadi pembangunan Bali yang inklusif dan harmonis maupun secara sekala melalui pelayanan sosial hingga pendidikan yang tiada henti,” ujarnya.

Ia melanjutkan, Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar memiliki sejarah panjang yang mengakar kuat di tanah Bali. Sejak peletakan batu pertamanya hingga kini berdiri megah di pusat pemerintahan di kawasan Renon Denpasar. Tempat ini bukan sekadar bangunan fisik, melainkan simbol kehadiran kasih Tuhan di tengah masyarakat. Sejak kehadirannya, Gereja Katolik di Bali mengajarkan bahwa iman tidak berhenti pada ritual semata, tetapi harus hidup dalam tindakan nyata, dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. “Semangat inilah yang selaras dengan tema Natal tahun ini, “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga”, yang menempatkan keluarga sebagai pusat kasih, pendidikan nilai, dan fondasi peradaban,” ujarnya.

Baca Juga :   Kemenpar RI Gelar WICSF 2018 Di Beach Walk Shopping Center

Sejarah Gereja Katolik ini telah membuktikan bahwa ajaran kasih dan pelayanan dapat bertumbuh subur bersandingan dengan kearifan lokal Bali. Semangat pelayanan dan nilai-nilai yang menjadi nafas Gereja Katolik, sesungguhnya memiliki resonansi yang selaras dengan Visi Pembangunan Bali saat ini.

Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan arah pembangunan daerah yang terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan sebagai pedoman dalam mewujudkan Bali yang maju, harmonis, dan bermartabat. Arah pembangunan Bali yang berpijak pada visi: Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana dalam Bali Era Baru, yang mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan Krama Bali yang sejahtera dan bahagia Niskala-Sakala. Visi ini berakar dari kearifan lokal Sad Kerthi: enam sumber utama kesejahteraan dan kebahagiaan sejati, yakni: Atma Kerthi, bermakna penyucian dan pemuliaan jiwa.
Jana Kerthi, bermakna penyucian dan pemuliaan manusia. Wana Kerthi, bermakna penyucian dan pemuliaan tumbuh-tumbuhan atau hutan.
Danu Kerthi, bermakna penyucian dan pemuliaan sumber air. Segara Kerthi, bermakna penyucian dan pemuliaan laut. Jagat Kerthi, bermakna penyucian dan pemuliaan alam semesta.
“Dalam konteks Gereja Katolik dan perayaan Natal yang dilaksanakan hari ini, ada beberapa aspek yang patut kita tekankan, yaitu Atma Kerthi, keselamatan keluarga dimulai dari penyucian hati setiap anggotanya. Natal adalah momen lahirnya manusia baru. Jiwa-jiwa yang selamat dan terikat pada nilai ketuhanan adalah modal utama pembangunan Bali yang spiritual.
Jana Kerthi, visi 100 Tahun Bali bertumpu pada kualitas SDM. Keluarga adalah “laboratorium” pertama Jana Kerthi. Di sinilah nilai integritas, kasih, dan kearifan lokal ditanamkan agar manusia Bali tetap kompetitif namun tetap rendah hati,” ujarnya.

Baca Juga :   Relawan Jokowi (RèJO) Provinsi Bali Melakukan Persembahyangan Bersama di Rumah Ibadah 5 Agama Puja Mandala

Selanjutnya Jagat Kerthi, dimana keluarga yang diselamatkan oleh kasih Allah adalah keluarga yang peduli pada sesama dan lingkungan. Inilah yang akan menjamin Bali tetap ajeg secara sosial dan lestari secara ekologis hingga seratus tahun mendatang. Dengan demikian, gerak dan nilai pelayanan Gereja Katolik secara substansial menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya menjaga kesucian, keharmonisan, dan keseimbangan kehidupan sebagaimana roh utama visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Keselarasan nilai ini menunjukan Gereja Katolik sebagai mitra strategis dalam menanamkan semangat spiritualitas, memperkuat persatuan dalam keberagaman, serta menjaga keseimbangan antara pembangunan fisik dan pembangunan manusia seutuhnya.

Perayaan Natal 2025 dan Penyambutan Tahun Baru 2026 ini hendaknya kita maknai sebagai momentum refleksi dan pembaruan tekad. Natal mengajarkan kita bahwa kasih sejati lahir dari kerendahan hati, pengorbanan, dan kesediaan untuk melayani sesama. Natal Tahun ini harus kita jadikan momentum penguatan fondasi keluarga. Keluarga adalah “Gereja Domestik” dan “Sekolah Kebajikan” pertama. Jika keluarga kita kuat, maka masyarakat Bali akan kuat. Jika keluarga kita penuh kasih, maka pembangunan Bali akan berjalan dengan penuh kedamaian.
Saat ini, Pemerintah Provinsi Bali tengah mengakselerasi Arah Kebijakan dan Program 2025-2030. Ini adalah langkah awal yang krusial untuk memastikan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan tidak hanya menjadi dokumen semata, tetapi menjadi gerakan nyata. “Saya mengajak umat Katolik untuk mengambil peran aktif melalui penguatan karakter generasi muda dengan melindungi keluarga dari dampak negatif digitalisasi yang bisa mengikis nilai moral. Teruslah membantu dalam menyukseskan program kemandirian ekonomi kreatif dengan menjadi motor pemberdayaan ekonomi keluarga, agar kita tidak hanya menjadi penonton dalam gemerlap pariwisata. Terakhir, tetap jaga keberlanjutan budaya dan alam, Titiang memohon dukungan umat untuk menjaga kesucian alam Bali sebagai wujud tanggung jawab iman atas ciptaan Tuhan,” ujarnya.

Baca Juga :   Adu Skill Bar Tender di Ajang Mixologist Competition 2018

Visi besar 100 Tahun Bali Era Baru membutuhkan ketahanan keluarga yang luar biasa. Allah hadir menyelamatkan keluarga agar keluarga-keluarga kita memiliki daya tahan terhadap gempuran zaman, sehingga Bali tetap menjadi “Pulau Dewata” yang diberkati hingga berabad-abad mendatang. “Saya percaya, umat Katolik di Bali telah dan akan terus berperan aktif dalam mendukung pembangunan daerah, melalui pendidikan, pelayanan sosial, penguatan keluarga, serta menjaga kerukunan antarumat beragama yang telah menjadi wajah Bali di mata dunia,” ujarnya.

Di akhir arahannya, Koster meminta agar umat Katolik wajib rawat persaudaraan, jaga toleransi, perkuat nilai kasih dalam keluarga, dan bersama-sama mewujudkan Bali yang maju secara ekonomi, kuat secara budaya, lestari secara lingkungan, dan luhur secara spiritual, berlandaskan kearifan lokal serta semangat kebhinekaan. “Pemerintah Provinsi Bali senantiasa membuka ruang kolaborasi dengan seluruh umat beragama, karena saya meyakini bahwa Bali yang kuat adalah Bali yang harmonis, Bali yang spiritual, dan Bali yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Saya selaku pribadi dan atas nama Pemerintah Provinsi Bali mengucapkan Selamat Merayakan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 kepada seluruh umat Katolik, khususnya umat Gereja Katolik Roh Kudus Katedral Denpasar. Semoga damai Natal senantiasa menyertai keluarga kita, memperkuat iman, meneguhkan kasih, dan menuntun langkah kita dalam membangun Bali yang harmonis, berkelanjutan, dan bermartabat,” tutupnya.