Ini 5 Negara dengan Pengolah Sampah Terbaik, Indonesia Masuk Penyuplai Sampah Laut Terbesar Nomor 2 di Dunia

0
310

DENPASAR, REPORTASE BALI- Pengamat Kebijakan Publik yang juga adalah dosen dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Undiknas Bali Nyoman Subanda saat tampil sebagai narasumber dalam talk show Bali Bebas Sampah di Bali Orchid Denpasar, Sabtu (26/7/2025) menyampaikan beberapa pokok pikiran soal pengolahan sampah di Bali dan Indonesia. Ia juga mengaku mendukung penuh program Pemprov Bali dengan berbagai aturan dan regulasi tentang sampah menuju Bali bebas sampah. “Sebagai akademisi, sebagai dosen, kami wajib mendukung program pemerintah yang membuat kehidupan atau kondisi lingkungan menjadi lebih baik. Di Bali misalnya, ada beberapa aturan soal sampah, soal Bali Bersih, namun kami tetap memberikan beberapa catatan kritis terhadap berbagai regulasi tersebut,” ujarnya.

Ia menilai, Bali perlu konsistensi yang tinggi, dengan sanksi yang tegas bila ingin sukses dalam pengolahan sampah. Sosialisasi dan edukasi masif harus dimulai. Dan ini juga harus konsisten sampai ke akar rumput dan lingkungan pendidikan sekolah. Sebab sampah itu berkaitan langsung dengan pola perilaku manusia. Bila semuanya memiliki kesadaran yang tinggi maka akan terbawa dalam pola pikir dan pola perilaku tentang pengolahan sampah. “Kita perlu belajar banyak dari beberapa negara yang sangat sukses mengolah sampah dengan segala sumber daya yang ada,” ujarrnya.

Ia menyebut, ada 5 negara dengan pengelolaan sampah terbaik di dunia. Pertama, Jerman. Di Jerman, sampah dipilah menjadi 6 jenis. Dan warganya memiliki kemampuan untuk memilah sampah dan mampu membedakan jenis sampah. Di Jerman, tingkat daur ulang mencapai 65% sampah yang dihasilkan. Kedua, Jepang. Sampah di Jepang dipilah menjadi 40 jenis. Pemilahan dimulai dari sumber, dari rumah tangga. Ini akan mempermudah daur ulang sampah. Sebab di Jepang, daur ulang sampah mencapai 80% dari semua sampah yang dihasilkan. Dan kesadaran orang Jepang sangat tinggi untuk buang sampah. Anak-anak usia dini sudah disimulasikan cara menangani sampah.

Baca Juga :   Minuman Arak Bali Semakin Mahal dan Dicari Turis, Buleleng Sebagai Tuan Rumah Final Mixologi Arak Bali

Ketiga, Swedia. Di Swedia, sampah yang dihasilkan dibakar menjadi energi listrik dan produk turunan lainnya. Sebanyak 90% sampah di Swedia dibakar menjadi listrik. Sisanya menjadi produk turunan lainnya dan hanya 1% yang dibuang ke TPA sehingga TPA tidak akan penuh selamanya. Pemerintah Swedia menerapkan kebijakan insentif subsidi yang sangat tinggi bagi inovasi pengolahan sampah yang dilakukan oleh warganya, oleh pihak swasta. Swedia bahkan import sampah khusus untuk energi listrik. Keempat, Korea Selatan. Di Korea Selatan, pengendalian sampah itu dilakukan dengan sistem berbayar. Daur ulang sampah mencapai 60% dari seluruh sampah yang ada. Warganya memiliki kesadaran yang tinggi terhadap sampah. Sanksinya sangat tegas. Kelima, Singapura. Sampah di Singapura diolah menjadi negeri listrik. Bahkan Pulau Sentosa sebagian besarnya ditimbun dari sampah yang sudah diolah menjadi debu atau abu. Warga Singapura sangat taat dengan aturan dan sanksi yang sangat ketat. Warga yang telat mengeluarkan sampahnya akan didenda dan bila diketahui mengantar sampah ke TPA, maka sampah itu akan dikembalikan ke rumahnya. Hingga saat ini Singapura hanya mengoperasikan 5 TPA.

Subanda juga menyebut 5 negara terburuk dalam pengolahan sampah. Disebut buruk karena minimnya infrastruktur pengolahan sampah, pembuangan sampah tanpa proses, kesadaran masyarakat dalam mengolah sampah sangat rendah, tidak ada regulasi dan sistem yang efektif dalam penanganan sampah, volume sampah yang kelewat besar dan terjadi pencemaran air dan tanah serta udara yang tinggi. Kelima negara tersebut antara lain India, Indonesia, Bangladesh, Nigeria, China. Indonesia menjadi nomor dua terburuk karena Indonesia selain minim infrastruktur dan kesadaran masyarakat yang lemah, juga yang paling fenomenal adalah Indonesia menjadi negara dengan penyumbang terbesar sampah masuk laut terbesar dunia. Dan sampah di Indonesia hanya 20% yang bisa didaur ulang.

Baca Juga :   Polres Badung Siap Mendukung dan Mensukseskan Asian Games ke XVIII