DENPASAR, REPORTASE BALI- Keterlibatan populasi kunci dalam upaya penanggulangan HIV- AIDS memiliki peranan yang sangat penting. Populasi kunci merupakan kelompok berisiko tertular atau menularkan HIV yang disebabkan oleh hubungan seks berisiko atau penggunaan napza suntik yang tidak steril. Dengan melibatkan secara aktif populasi kunci dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS maka strategi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) bisa berjalan secara efektif dan memastikan pengetahuan yang akurat, sikap yang positif, dan perilaku aman terkait HIV-AIDS.
Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bali menggelar beberapa pertemuan disertai pelaksanaan Pemeriksaan HIV kepada PWID, Waria, LSL dan WPS. Hal itu disampaikan Kepala Sekretariat KPA Provinsi Bali AA Ngr Patria Nugraha, didampingi Pengelola Program Monitor dan Evaluasi KPA Provinsi Bali Dian Pebriana di ruang kerjanya, Kamis (31/7/2025).
Menurut AA Ngr Patria Nugraha, Peraturan Gubernur Nomor 91 Tahun 2015 pasal 3 yang menjelaskan tentang tugas pokok dan fungsi dari Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bali yaitu merumuskan kebijakan, strategi dan langkah langkah yang diperlukan dalam rangka penanggulangan AIDS, kemudian menetapkan langkah-langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan AIDS. Dan juga mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan promosi, pencegahan, konseling dan tes sukarela rahasia, pengobatan, perawatan dan dukungan dalam rangka penanggulangan AIDS.
“Yang terpenting juga adalah melakukan penyebarluasan informasi mengenai HIV-AIDS ke berbagai media massa dalam kaitan dengan pemberitaan yang tepat dan tidak menimbulkan keresahan masyarakat, melakukan kerja sama dan koordinasi dengan instansi Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, sektor usaha, organisasi non pemerintah, organisasi profesi, perguruan tinggi, dan atau pihak-pihak lain dalam rangka penanggulangan AIDS, mengkoordinasikan pengelolaan data dan informasi terkait dengan HIV-AIDS dan mengendalikan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan penanggulangan AIDS,” katanya.
Pengelola Program Monitor dan Evaluasi Dian Pebriana menuturkan, kegiatan yang dilaksanakan KPA selama 4 kali pertemuan tersebut menhadirkan 3 orang narasumber, yaitu I Made Karya dan Hermansyah, Dewa Suyetna dari LSM Peduli HIV-AIDS. Beberapa pertemuan yang sudah dilakukan antara lain bersama para Penasun, dan LSL dan Waria serta WPS. “Selain diisi materi khusus tentang Tes HIV dan Prep, pada ketiga pertemuan tersebut masing-masing disertai dengan pemeriksaan HIV bagi para peserta,” katanya.




















