REPORTASEBALI.COM – Dengan memanfaatkan areal lahan seluas 7,5 are, Kahuna dikelilingi sawah yang masih produktif. Kekuatan konsep alam itu sengaja dihadirkan oleh pemiliknya, Tasha Elisabeth, dalam membranding ‘warung’-nya.
“Kahuna kita maknai sebagai penyembuh yang diambil dari bahasa Hawai, juga bermakna ombak besar. Dari nama itu, kami ingin merangkul semua kalangan untuk datang ke Resto kami,” ujar Tasha Elisabeth, Kamis, 25 Januari 2018.
Soal menu? Tasha mengulang pernyataan langsungnya diatas. Dari makna ombak besar yang disempal dari kata Kahuna, perempuan yang mendalami Yoga ini tak mau membatasi kudapan yang disediakan di dapur restonya. Untuk lidah ekspatriat, menu-menu seperti lasagna, spagheti, aneka pasta maupun salad, siap tersaji diatas meja.
Kuliner nusantara pun jadi ciri khas unik di Resto Kahuna. Sebab, kata Tasha, cita rasa masakan Indonesia diadopsi dari resep asli keluarganya yang memang getol memasak. Kolaborasi menu ala western dan eastern pun bertemu di satu tempat, Kahuna Resto.
Sebagai praktisi Yoga atau Yogi, Tasha juga memberikan sentuhan gaya hidup sehat dalam berkuliner. “Disini makna Kahuna sebagai healer atau penyembuh kami dapatkan dari makanan sehat yang kita tawarkan disini,” jelas Tasha.
Menariknya lagi, gaya berkuliner berbeda yang diusung Kahuna, bakal semakin seru dengan adanya hiburan Latin Nite. Agenda itu diadakan setiap hari Rabu dan Sabtu mulai pukul 19.00 wita.
“Bagi pecinta tarian salsa dan tango bisa bergabung di acara Latin Nite di Kahuna Bali,” ujat Tasya.
Sementara, Direktur Utama Kahuna Bali, Andreas Nandiwardhana mengatakan, potensi bisnis kuliner di Bali masih sangat besar. Karena Bali menjadi destinasi wisata terbesar di Indonesia, untuk turis lokal maupun mancanegara.
“Kami ingin membangun image, Kahuna Bali menyasar semua kalangan keluarga. Harga pun sangat kompetitif, mulai Rp 3.000 sampai puluhan ribu. Average nya Rp 50 ribuan,” ujar Andreas. (day)