Pentas Demokrasi Pemilihan Rektor di Kampus IKIP PGRI Bali

0
693

REPORTASEBALI.COM – 2 kandidat Rektor IKIP PGRI Bali bertemu untuk memaparkan visi misi mereka di hadapan Senat dan Yayasan yang menaungi lembaga pendidikan tinggi itu, Senin, 23 April 2018. Proses itu menjadi bagian pendidikan demokrasi yang bakal ditradisikan di kampus pencetak tenaga guru itu.
 
Dua kandidat masing-masing, Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum dan Dr. Anak Agung Ngurah Adiputra, M.Pd.
 
Dalam pemaparannya, I Made Suarta yang saat ini masih menjabat rektor menekankan pada pembangunan prestasi di lingkungan akademis. Dibawah kepemimpinannya banyak prestasi yang berhasil dicapai. Salah satunya bertambahnya jumlah dosen S2 dan S3 di kampus tersebut.
 
Made Suarta juga mampu membawa IKIP PGRI ke peringkat 100 besar terbaik di Indonesia pada 2016 lalu.
 
“Saya berusaha berbuat terbaik untuk lembaga ini. Terlebih di sisa usia saya menjabat, saya masih bisa melakukan hal-hal produktif sampai saat ini,” jelas Made Suarta, Senin, (23/4/2018).
 
Bahkan Suarta mentargetkan secepatnya mewujudkan wacana perubahan Institut menjadi Universitas. Proses itu sudah dilaksanakan. Namun diakuinya, banyak kendala yang dihadapi sehingga target keluarnya ijin operasional universitas menjadi tersendat.
 
“Target saya secepatnya, kalau bisa tahun ini, September sudah beroperasi,” jelas Suarta.
 
Aturan yang berlaku di PTS mengacu pada statuta atau aturan pengelolaan manajemen internal yang merupakan turunan dari AD/ART lembaga. Dikatakan Made Suarta, AD/ART organisasi PGRI pusat salah satunya mengatur, masa kepemimpinan rektor 4 tahun dan dapat diperpanjang 2 periode, dan apabila berprestasi diberikan kesempatan sekali lagi.
 
“Yang pasti, lembaga ini harus berjalan dan berkembang dengan baik, dan pemilihan rektor seperti sekarang harus menjadi tradisi demokrasi di kampus IKIP PGRI kedepannya,” ujar Made Suarta.
 
Sementara, Dr. Anak Agung Ngurah Adiputra, M.Pd., memaparkan soal tantangan yang dihadapi lembaga pendidikan tinggi kedepan, khususnya pengembangan Kampus di IKIP PGRI Bali. Terkait hal itu, tiga program utama akan digulirkan jika dirinya terpilih memegang tampuk kepemimpinan di IKIP PGRI Bali. Pertama, peningkatan SDM civitas akademika kampus. Program kedua menjadi prioritas utama, agar kampus memiliki 5 orang guru besar.
 
“Itu yang akan saya diperjuangkan. Selain itu, yayasan dan lembaga harus mempermudah proses tersebut. Karena itu modal utama lembaga ini akan berkembang,” ujar Ngurah Adiputra.
 
Program ketiga yakni, lembaga juga harus memiliki program magister paska sarjana. Selain itu, peningkatan karya tulis dosen dan dana penelitian hibah juga menjadi konsentrasi untuk menaikkan grade lembaga.
 
“Tanpa guru besar dan program studi magister paska sarjana, kita akan kalah. Harapan dari yayasan kedepan, lembaga harus mampu meningkatkan peringkat menjadi A untuk bersaing dengan PTN,” jelas Ngurah Adiputra.
 
Catatan terkait penyampaian visi misi dua kandidat rektor IKIP PGRI Bali itu nantinya akan diserahkan senat ke pihak yayasan untuk memutuskan figur yang layak menjadi orang nomor satu di lembaga pendidikan IKIP PGRI Bali. (day)

Baca Juga :   Sekolah Tinggi Teknologi Bandung Menuju Universitas