REPORTASEBALI.COM – Provinsi Bali kedepannya akan dibangun secara mandiri di bidang energi. Pemprov Bali saat ini tengah merancang peraturan daerah tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUEB) dan akan diikuti penerbitan Pergub tentang Pengelolaan Energi Bersih.
Ia ingin kedepan, Bali memiliki kualitas udara yang sehat. Dikatakan Koster, semua pembangkit listrik yang ada di Bali beralih ke gas. Termasuk, memanfaatkan potensi yang ada seperti tenaga surya, tenaga air, tenaga angin, biomas dan arus laut untuk mewujudkan kemandirian energi di Bali.
Selain itu, Koster berharap kedepan masyarakat Bali menggunakan sepeda motor dan mobil listrik.
“Saya ingin kedepannya di Bali menggunakan sepeda motor listrik, mobil listrik. Selain tidak berisik dan tidak ada polusi, kualitas udara juga akan menjadi bagus. Sebagai daerah pariwisata, Bali sudah seharusnya mengembangkan energi yang ramah lingkungan agar turis nyaman dengan udara bersih,” ungkapnya.
Koster kembali menegaskan agar tidak lagi melanjutkan rencana Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Bedugul. Ia meminta agar mencari lokasi alternatif lain kalau memang ingin mengembangkan pembangkit serupa.
“Kalau untuk yang di Bedugul saya tegaskan tidak. Namun kalau ada lokasi alternatif lain, silahkan untuk dikaji lagi,” tegasnya.
Gubernur Bali Wayan Koster mengungkapkan itu saat menerima audiensi Direktur Panas Bumi EBTKE Kementerian ESDM RI, Ida Nuryatin Finahari di ruang kerjanya, Denpasar, Jumat, 18 Januari 2019.
“Bali harus mandiri secara energi, dan energi tersebut adalah energi ramah lingkungan. Untuk mewujudkan itu, semua diesel harus diganti menjadi gas dan energi terbarukan,” kata Gubernur Koster.
Sementara Direktur Panas Bumi EBTKE Kementerian ESDM RI, Ida Nuryatin Finahari mengatakan jika Provinsi Bali sangat berpotensi untuk Energi Panas Bumi. Selain di Bedugul, masih ada beberapa titik energi panas bumi di Bali.
Ia sependapat dengan Koster terkait kedepan Bali memang sudah harus mandiri energi. Menurutnya, banyak pertimbangan menjadi alasan mengingat potensi yang dimiliki oleh Bali.
“Untuk energi baru, panas bumi mungkin menjadi salah satu alternatif untuk di Bali. Selain di Bedugul, ada juga alternatif lain untuk sumber panas bumi yang bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
Dijelaskan Nuryatin, pihaknya sebenarnya telah mencoba membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau angin di wilayah Nusa Penida, Klungkung dengan APBN.
Namun sayang, potensi angin di Nusa Penida sangat kecil sehingga proyek tersebut menjadi tidak maksimal.
“Kedepan kita harus kaji ulang agar hal serupa tidak terulang lagi,” imbuhnya.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali, Ni Luh Made Wiratni, Kepala Biro Hukum dan HAM Setda Provinsi Bali I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra. (*)