REPORTASEBALI, DENPASAR – Koordinator Program AMB-LH, Ferry Firmansyah menerangkan kebersihan lingkungan merupakan faktor pendukung yang sangat penting dalam menunjang terciptanya suasana nyaman, bersih asri yang akan memberikan dampak positif bagi kehidupan.
Aliansi Mahasiswa Bali untuk Lingkungan Hidup (AMB-LH) memandang perlu adanya perhatian bersama kondisi lingkungan saat ini. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk kelestarian lingkungan demi kehidupan yang sejahtera.
Menurut Firmansyah untuk menjaga lingkungan bisa dimulai dari pribadi masing-masing. Tidak hanya mengandalkan orang lain untuk memulainya.
“Menjaga lingkungan merupakan sebuah gerakan dan harus menjadi kesadaran bersama,”ungkapnya di Denpasar, Kamis (13/10/2022).
Menurutnya, Bali tidak terlepas dari krisis lingkungan apabila semua orang abai. Krisis tersebut menurutnya bisa berangkat dari ketidakpedulian terhadap hal-hal kecil, seperti penebangan hutan secara illegal, alih fungsi lahan termasuk sampah.
“Beberapa peristiwa yang terjadi belakangan ini seperti tanah longsor, abrasi, banjir dan banyak lagi,” terangnya.
Ferry menyampaikan, sampah masih menjadi salah satu permaslahan lingkungan di Bali yang signifikan. Menurut data World Bank satu individu bisa menyumbang 1,5 kg sampah setiap hari.
Sementara, penduduk di Bali yang mencapai 4,2 juta jiwa, ditambah kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 6 juta per tahun, dan wisatawan domestik (wisdom ) sebanyak 17 juta per tahun.
Ia mengajak kepada semua kalangan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Begitu besar dampak yang akan ditimbulkan, apalagi pada saat memasuki musim hujan.
“Mari bersama-sama kita tumbuhkan rasa kepedulian. Mulai dari hal yang sederhana, buang sampah pada tempatnya,” pungkas Ferry.
Sebelumnya beberapa wilayah di Bali terendam banjir setelah diguyur hujan sejak Jum’at, 7 Oktober 2022. Terpantau ada beberapa saluran air di Kota Denpasar yang tersumbat sampah.
Wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung menjadi titik banjir terparah dengan ketinggian 1 sampai 1,5 meter. Curah hujan tinggi tersebut mengakibatkan air sungai meluap.
Basarnas melaporkan, ada enam titik lokasi banjir di Kota Denpasar, antara lain di Jalan Pura Demak Pemecutan Kelod, Perumahan Padang Asri Padangsambian Kelod, Monang-maning Desa Tegal Kerta, Bumi Ayu Sanur, dan Kertapura Pemecutan Kelod.
Menanggapi hal tersebut, Ketua AMB-LH, Irfan Maulana mengingatkan perlu adanya kesadaran bersama. Ia menegaskan tidak boleh ada yang saling menyalahkan.
“Kita berusaha lagi sebaik mungkin untuk menjaga lingkungan. Ini sebuah kewajiban bersama, bukan hanya pemerintah saja,” terangnya.
Ia menyampaikan bahwa sudah banyak dampak akibat kerusakan lingkungan yang dirasakan masyarakat. Kesadaran terhadap pentingnya lingkungan hidup yang sehat, menurutnya, bisa menjadi langkah nyata untuk terlepas dari bencana yang lebih besar lagi.