DENPASAR REPORTASE BALI– Calon Gubernur Bali asal PDIP Wayan Koster menegaskan, usai pengundian nomor urut, pihaknya akan segera mengefektifkan masa kampanye hingga masa tenang. Namun strategi kampanye yang dilakukan paket Koster-Giri kali ini berbeda dari biasanya. Sebab menurut Koster, dirinya bersama calon wakil gubernur Nyoman Giri Prasta akan berbagi tugas saat kampanye. Dalam masa kampanye pun Koster akan selalu melibatkan tokoh masyarakat setempat untuk kampanye. “Saya lebih banyak berkampanye di Buleleng nantinya, Pak Giri nanti kampanye di Badung, Denpasar. Kita utamakan tokoh lokal yang diajak nantinya berkampanye keliling desa untuk bertemu dengan masyarakat dan bersentuhan langsung dengan masyarakat,” imbuhnya.
Menurut Koster, selama masa kampanye, dirinya bersama mesin partai akan datang dari desa ke desa secara intensif. Caranya dengan melibatkan tokoh masyarakat yang ada di desa. Ia akan berbicara dan bertemu langsung dengan masyarakat di desa. Melibatkan tokoh masyarakat di desa lebih efektif sebab merekalah yang akan berbicara tentang figur, tentang program pembangunan yang sudah dicapai, tentang program yang sedang berjalan dan akan dicapai di masa yang akan datang. Melibatkan tokoh masyarakat yang ada di desa yang sedang dikunjungi akan lebih efektif, dengan bahasa yang sederhana dan komunikatif. Para tokoh masyarakat tersebut dinilai lebih didengarkan oleh masyarakat bila dibandingkan dengan pengerahan massa secara masif di lapangan terbuka.
Terkait nanti pelaksanaan kampanye, Koster mengaku akan membagi tugas dengan Giri Prasta. Ia mengaku lebih banyak nantinya di Buleleng, dan mengunjungi desa-desa di Buleleng. Sedangkan Giri Prasta akan lebih banyak berkampanye di Bali selatan. Sistemnya akan sama yakni langsung dari desa ke desa. Ini bisa dilakukan baik melalui mesin partai maupun langsung oleh Koster atau Giri. Semua akan bergerak bersama untuk memanfaatkan waktu efektif selama masa kampanye.
Hal senada juga disampaikan Calon Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna. Ia mengatakan, kampanye bersama dengan Calon Gubernur Bali akan dilakukan penyesuaian jadwal yang dikeluarkan oleh KPUD setempat. Bila waktunya bersamaan, lokasinya bersamaan maka kampanye bersama akan menjadi prioritas. “Terakit nantinya berkampanye bareng dengan calon gubernur atau calon wakil gubernur berpaketan, masih dilihat dari jadwal kampanye yang akan diberikan oleh KPU nantinya. Jadi kampanye nantinya lebih banyak ke desa-desa bersentuhan langsung dengan masyarakat dan untuk kampanye akbar kemungkinan tidak dilakukan karena dinilai kurang efektif saat ini. Kampanye akbar dirasa kurang efektif saat ini, disamping banyak memobilisasi masa juga membuat kemacetan. Lebih bagus langsung turun ke desa bertemu langsung dengan masyarakat. Mendapatkan keluhan dan keinginan masyarakat untuk pembangunan Bali dan Buleleng kedepan,” pungkasnya.