DENPASAR, REPORTASE BALI– Gubernur Bali Wayan Koster berharap agar Bali segera dipasang alat pendeteksi banjir. “Alatnya sudah ada di BNPB. Semoga bisa dipasang dalam waktu dekat ini. Kalau bisa segera dipasang sebelum memasuki musim hujan tahun ini,” ujarnya di Denpasar, Rabu (22/10/2025). Bahkan Koster meminta agar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bali Made Rentin agar segera berkoordinasi dengan BNPB, apakah bisa alat deteksi banjir bisa dipasang sebelum memasuki musim hujan tahun ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bali Made Rentin mengaku jika dirinya akan segera berkoordinasi dengan BNPB untuk kepastian alat deteksi banjir. Ia menjelaskan, karena sudah pernah ada pembicaraan sebelumnya tentang alat deteksi banjir dan ditegaskan lagi oleh Gubernur Bali Wayan Koster, maka pihaknya dalam waktu dekat ini akan segera berkoordinasi dengan BNPB untuk mengetahui kepastian pemasangan alat tersebut. “Menurut rencana, alat tersebut akan dipasang di 3 DAS besar di Bali yakni Tukad Badung, Tukad Ayung dan Tukad Mati. Namun kita belum diketahui berapa jumlah yang akan disediakan oleh BNPB,” ujarnya.
Menurut Rentin, alat deteksi banjir itu akan dipasang di hulu sungai besar di Bali. Alat tersebut akan memberikan informasi dini atau peringatan dini berdasarkan ketinggian volume air di setiap hulu sungai. Dia akan mendeteksi berapa jumlah ketinggian air yang bisa menyebabkan banjir di hilir dan di sepanjang DAS sungai yang bersangkutan. Tujuannya akan bisa dilakukan langkah cepat dan antisipasi dini demi keselamatan jiwa manusia yang tinggal di sepanjang DAS tersebut.
Namun upaya ini hanyalah langkah cepat untuk menangani bahaya banjir. Sementara upaya seperti pembersihan sungai, penanaman pohon tutupan hutan dan DAS, tidak membuang sampah secara serampangan tetap menjadi prioritas utama dalam beberapa tahun ke depan. Rentin menegaskan jika saat ini tutupan hutan di Bali tinggal 24,17%. Jumlah ini memang belum ideal sebab seharusnya mencapai 30 persen dari luas hutan seluruh Bali. Ia mengatakan, Gubernur Bali Wayan Koster menginstruksikan agar segera bekerja hanya dalam waktu 2 tahun untuk menormal kembali tutupan hutan di Bali.
Terkait dengan kondisi tutupan hutan di DAS sungai di Bali, menurut Rentin, tidak semua DAS di Bali dalam kondisi parah. DAS Sungai Tukad Ayung misalnya, secara regulasi diakui tidak semuanya harus hutan. Ada semak belukar, tanaman hias, dan sebagainya sehingga menurut data ada 43-44 persen tutupan hutan di DAS Tukad Ayung masih normal, kecuali beberapa titik akibat banjir kemarin. Bahkan sempadan sungai Tukad Ayung juga tidak separah seperti apa yang diberitakan selama ini.




















