DENPASAR, REPORTASEBALI.ID — Upaya mendorong pengelolaan sampah berbasis sumber di Bali diperkuat melalui kolaborasi BCA Digital, Bluebird Group, dan Rekosistem. Ketiganya meluncurkan #bluBuatBaik Waste Station Bali di Pool Taksi Bluebird Jimbaran, Rabu (17/12/2025).
Inisiatif ini dirancang untuk mengintegrasikan layanan digital banking, mobilitas, dan teknologi lingkungan dalam satu ekosistem ekonomi sirkular. Masyarakat dapat memilah sampah anorganik, menukarkannya dengan Rekopoin, lalu mengonversinya menjadi saldo bluAccount.
Menurut data SIPSN 2024, timbulan sampah harian Bali hampir mencapai 3.500 ton, dengan sebagian besar masih bergantung pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Kondisi tersebut menjadi tantangan serius bagi keberlanjutan lingkungan Pulau Dewata.
Head of Corporate Communications BCA Digital, Nariswari Yudianti, menuturkan bahwa program ini menjadi langkah konkret perusahaan dalam mendukung agenda keberlanjutan nasional dan daerah.
“Insentif digital kami hadirkan agar pemilahan sampah tidak hanya menjadi kewajiban, tetapi juga kebiasaan yang memberi manfaat nyata,” ujarnya.
Di sisi lain, Bluebird Group menghadirkan pendekatan operasional berkelanjutan melalui armada kendaraan listrik, fasilitas energi terbarukan, serta kebijakan bebas plastik sekali pakai di kawasan pool.
“Pengelolaan sampah terpilah menjadi bagian dari transformasi layanan mobilitas yang lebih bertanggung jawab,” kata General Manager Bluebird Group Bali & Lombok, Panca Wiadnyana.
Rekosistem memastikan setiap sampah yang terkumpul diproses secara akuntabel melalui teknologi hijau. Senior VP of Business Growth & Partnership Rekosistem, Angga Adhitya Fritz Aradhana, menilai kolaborasi ini mampu membentuk kebiasaan baru masyarakat melalui pendekatan teknologi dan insentif.
Program ini juga melibatkan seniman visual Bali, Monez, yang menghadirkan mural bertema harmoni manusia dan alam. Sentuhan seni tersebut diharapkan mampu mengubah persepsi daur ulang menjadi bagian dari gaya hidup modern yang dekat dengan budaya Bali.
Kolaborasi lintas sektor ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah tidak hanya persoalan lingkungan, tetapi juga peluang membangun model ekonomi sirkular yang terukur dan berkelanjutan, serta berpotensi direplikasi di daerah lain di Indonesia.
