DENPASAR, REPORTASE BALI- Menanggapi aksi unjuk rasa yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia dan berujung pada tindakan anarkis, Pemuda Lintas Iman di Bali menyampaikan sikap bersama yakni menolak aksi anarkis di Bali. Ketua Prada Bali Ida Bagus Mahendra Sada Prabhawa mengatakan, tindakan anarkis dalam aksi demonstrasi yang dilakukan masyarakat dalam beberapa pekan terakhir diharapkan tidak terjadi di Bali. Ia menegaskan bahwa kebebasan berpendapat adalah hak demokrasi, namun harus disalurkan secara damai, bermartabat, dan tidak merugikan masyarakat.
Mencermati berbagai aksi anarkis tersebut, Prada Bali akhirnya mengambil sikap tegas menolak hal tersebut terjadi di Bali. “Kami meminta masyarakat, khususnya generasi muda, agar tidak mudah terprovokasi dan terpancing oleh ulah oknum yang menjadikan aksi unjuk rasa keluar dari jalurnya. Peradah Bali menegaskan pentingnya menjaga kedamaian, ketertiban, serta mengedepankan dialog dalam menyampaikan aspirasi,” ujarnya.
Ketua PW GP Ansor Provinsi Bali, H. Tommy Reza Kurniawan mengatakan, Ansor Bali sama sekali tidak melarang aksi unjuk rasa di Bali. Namun jangan sampai aksi itu dibarengi tindakan anarkis. “Ansor Bali tidak melarang aksi unjuk rasa sebagai bagian dari aspirasi masyarakat, namun menolak keras segala bentuk anarkis. Kami mengajak pemuda agar tidak mudah terpancing provokasi oknum yang ingin memecah belah bangsa,” ujarnya.
Ketua Pemuda Katolik Komda Bali, Antonius Yogaswara Putra Utama mengatakan, pemuda lintas iman di Bali agar tidak melakukan provokasi situasi bangsa saat ini. “Kami mengimbau agar pemuda, khususnya di Bali, tidak terprovokasi dengan kejadian-kejadian anarkis yang terjadi di sejumlah daerah. Dialog yang melibatkan berbagai unsur adalah jalan terbaik demi menjaga kedamaian di Pulau Bali,” ujarnya.
Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Bali, Abdillah Nur Ihsan mengatakan, dalam menyikapi situasi bangsa saat ini, masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dengan berbagai informasi hoax. “Pemuda Muhammadiyah Bali mengajak masyarakat untuk tetap tenang, bijak, tidak mudah termakan hoax, dan menjaga ukhuwah kebangsaan. Semangat fastabiqul khairat akan terus kami bawa demi menciptakan Bali yang damai,” ujarnya.
Salah satu tokoh Generasi Muda Buddhis Indonesia Provinsi Bali, Agus Wirajaya mengatakan, demokrasi yang dijunjung tinggi ini tidak boleh menjelma menjadi tindakan anarkis. “Unjuk rasa adalah hak demokrasi, namun jangan sampai berubah jadi anarkis. Sesuai ajaran Buddha tentang metta (cinta kasih) dan ahimsa (tanpa kekerasan), mari salurkan aspirasi dengan damai demi persatuan Indonesia,” ujarnya.
Mandataris Ketua Ikatan Pemuda Tionghoa Bali, Ronaldo Darmawa mengatakan, Indonesia selalu menghormati dan mendukung kebebasan berpendapat. “Kami mendukung kebebasan berpendapat, tetapi menolak keras segala bentuk anarkisme. Dalam kearifan Tionghoa, he (harmoni) menjadi dasar kehidupan bersama. Mari kedepankan dialog dan persatuan agar aspirasi tersampaikan tanpa kerugian,” ujarnya.
Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Provinsi Bali, Gloriansi Umbu H. Deta mengatakan, masyarakat jangan mudah terprovokasi dengan berbagai informasi yang berseliweran di media sosial yang cenderung mengarah ke isu SARA. “Kami dari GAMKI Bali menolak segala provokasi berbasis SARA dan mengajak pemuda lintas iman tetap fokus menjaga kerukunan. Bali harus tetap damai dan menjadi contoh bagi daerah lain,” ujarnya.
Ketua Pemuda Agama Konghucu Provinsi Bali, Aldy Artha Sujana menegaskan hal yang sama. “Dalam ajaran Konghucu, ren atau peri kemanusiaan adalah dasar utama. Aspirasi harus disampaikan secara beradab, bukan dengan anarkisme. Mari jaga harmoni dan persatuan bangsa demi keadilan bersama,” ujarnya.
Ketua DPD Pemuda Theravada Indonesia (Patria) Provinsi Bali, Fernaldi Hanggara, organisasi yang dipimpinnya selalu mendorong anggota dan masyarakat agar menyampaikan aspirasinya dengan benar.
“Patria mendorong seluruh pihak khususnya pemuda agar menyampaikan aspirasi dengan bijak dan damai. Mari kita bersama-sama menjaga bangsa dan negara yang berlandaskan hukum ini dengan mengedepankan nilai-nilai kemanusian, tanpa SARA, dan tanpa Kebencian. Jangan hanya karena marah dan benci, mengharap orang lain celaka,” ujarnya.
Para pemuda lintas iman ini sepakat menyerukan dan mengajak seluruh anggotanya untuk menjaga Bali. Ada tiga butir seruan. Pertama, Jaga Bali Kita, menjaga ketenteraman, kedamaian, dan kerukunan di Provinsi Bali. Kedua, Tolak Anarkis, menolak segala bentuk provokasi, huru harar dan kekerasan dalam menyampaikan aspirasi. Ketiga, Bali Aksi Damai, mendorong aksi yang bermartabat, penuh dialog, dan berlandaskan semangat persatuan bangsa.
Pemuda lintas iman akan terus berkomitmen menjaga persaudaraan, kerukunan, dan kedamaian di Bali, demi Indonesia yang lebih rukun dan sejahtera.