Penglipuran Tawarkan Pengalaman Wisata Regeneratif, Hutan Bambu hingga Parade Barong Macan

0
67

BANGLI, REPORTASEBALI.ID -VDesa Wisata Penglipuran di Kabupaten Bangli kembali menyambut perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 dengan rangkaian kegiatan budaya yang dikemas ramah lingkungan dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.

Tahun ini, desa adat yang dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia itu menegaskan arah pengembangannya sebagai desa regeneratif, yaitu desa wisata yang tak hanya menjaga keberlanjutan alam dan budaya, tetapi juga memperbaikinya secara aktif.

General Manager Desa Wisata Penglipuran, I Wayan Sumiarsa, mengatakan seluruh program akhir tahun dirancang tidak hanya sebagai hiburan bagi wisatawan, tetapi juga sebagai ruang edukasi mengenai pentingnya harmoni sosial dan ekologis.

“Akhir tahun selalu menjadi momen yang ditunggu wisatawan. Tahun ini kami tidak hanya menambah atraksi, tetapi juga memperkuat pesan bahwa setiap kunjungan ke Penglipuran ikut berkontribusi pada pelestarian alam, budaya, dan kesejahteraan warga,” ujarnya.

Penglipuran kini bergerak lebih jauh dari konsep pariwisata berkelanjutan menuju pariwisata regeneratif. Pendekatan ini menekankan bahwa pariwisata bukan hanya meminimalkan dampak negatif, tetapi juga menghasilkan manfaat ekologis, sosial, dan budaya yang nyata.

Keberhasilan Penglipuran berakar pada penerapan Tri Hita Karana, filosofi yang menyeimbangkan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam. Melalui pelestarian hutan bambu, tata ruang tradisional, serta keterlibatan penuh masyarakat dalam pengambilan keputusan, desa ini mampu menciptakan sistem pariwisata yang otentik dan inklusif.

Setiap kunjungan wisata diarahkan memberikan dampak positif—baik melalui edukasi lingkungan, partisipasi pada kegiatan budaya, hingga dukungan terhadap UMKM lokal.

“Desa ini bukan hanya menjaga warisan, tetapi memperbarui sumber daya alam dan sosialnya. Itu yang membuat Penglipuran menjadi inspirasi nasional dalam pengembangan wisata regeneratif,” ujar Sumiarsa.

Rangkaian Kegiatan Nataru: Barong Macan hingga Festival Kuliner

Baca Juga :   Orang Hindu Bali Menyadari Bahwa Nasib Ada Di Tangan Mereka Sendiri,” Jelas Founder & Director UWRF Janet DeNeefe

Dalam momentum libur akhir tahun, Penglipuran menyiapkan sejumlah atraksi yang dipusatkan di jalur utama desa dan area hutan bambu. Kegiatan tersebut meliputi:

1. Parade Budaya Barong Macan – 27 Desember 2025

Sedikitnya 15 Barong Macan dari banjar-banjar setempat akan berparade, diiringi tabuh gamelan dan penabuh muda. Parade ini sekaligus menjadi ruang regenerasi seni bagi generasi muda.

2. Pertunjukan “Tetantria Macan Gading” – 28 Desember–1 Januari

Pertunjukan dramatik yang memadukan tari, musik, dan teatrikal, dimainkan penuh oleh komunitas muda Yowana Putra Yudha.

3. Dekorasi Tematik Bambu

Bambu digunakan sebagai material utama dekorasi Nataru untuk mengurangi sampah plastik sekaligus menonjolkan identitas ekologis desa.

4. Program Spesial di Bamboo Café

Pengunjung dapat menikmati menu kuliner lokal dan musik akustik bernuansa intim di tengah hutan bambu.

5. Penertiban Arus Kunjungan

Pengelola desa menambah petugas, mengatur parkir, serta menyediakan titik informasi wisata untuk memastikan kenyamanan dan keamanan wisatawan.

Pengelola desa mengajak wisatawan untuk berperan aktif menjaga desa, mulai dari mematuhi tata tertib, menjaga kebersihan, hingga membeli produk UMKM lokal.

“Datanglah bukan hanya untuk berfoto. Jadilah bagian dari gerakan pariwisata regeneratif. Bersama-sama kita bisa memastikan Penglipuran tetap lestari untuk generasi mendatang,” ujar Sumiarsa.

Penglipuran berharap rangkaian kegiatan akhir tahun ini tidak hanya memberi pengalaman liburan yang hangat dan berbudaya, tetapi juga menghadirkan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat desa.