REPORTASEBALI.COM – Waka Kesiswaan SMA Negeri 1 Denpasar, Drs. I Gusti Ketut Kadiawan, M.Pd., menjelaskan, kegiatan aksi sosial usai penutupan MPLS, diprakarsai oleh siswa-siswi sendiri. Mereka mengumpulkan bantuan yang terdiri dari bahan-bahan kebutuhan pokok untuj disumbangkan kepada anak-anak panti asuhan dan panti jompo.
“Bentuk aksi sosial yang dilakukan adalah menyumbangkan sebagian kecil rejeki orangtuanya kepada saudara kita yang membutuhkan,” jelas Kadiawan, Kamis, 19 Juli 2018.
Ada 4 panti di Denpasar yang dikunjungi siswa baru untuk menyalurkan bantuan diantaranya Panti Asuhan Darma Jati dan Panti Jompo Wana Seraya di Jalan Gemitir, Kertalangu, Denpasar. Untuk ke panti asuhan, jelas Kadiawan, siswa akan memberikan peralatan belajar dan di Panti Jompo bantuan yang diserahkan berupa kebutuhan pokok sehari-hari.
Aksi sosial itu tidak membebani siswa. Dijelaskan Kadiawan, mereka secara ikhlas berbagi tanpa melihat nilai dan seberapa banyak yang dapat diberikan. Namun, bantuan-bantuan itu dikumpulkan secara kolektif kemudian disalurkan.
“Jadi bagi yang mampu tentu saja akan memberikan kecukupannya. Kalau pun belum, juga tidak kita paksakan. Semua sifatnya sukarela,” ujarnya.
Aksi sosial itu menjadi bagian dari pendidikan karakter siswa. Selama tiga hari mengikuti MPLS, menurut Kadiawan, peserta didik baru mampu menunjukkan kegiatan positif dan kepedulian terhadap persoalan sosial yang ada di lingkungan mereka.
Tahun pelajaran 2018/2019, SMA Negeri 1 Denpasar menerima 421 siswa baru yang akan mengisi 12 rombongan belajar atau kelas. Selama mengikuti MPLS, siswa baru diberikan materi tentang kedisiplinan dengan melibatkan banyak pihak sebagai narasumber.
Pelajaran pengenalan lingkungan, menurut Kadiawan disesuaikan dengan visi dan misi sekolah yakni, unggul dalam mutu, berbudaya, peduli lingkungan dan berwawasan global.
“Dari unsur kepanitiaan MPLS tahun ini diketuai oleh Drs. I Ketut Sarjana. Secara efektif kegiatan belajar akan dimulai pada Senin, 23 Juli 2018,” ujar Kadiawan.(dyu)