REPORTASEBALI.COM – Potensi rumput laut di kawasan Nusa Penida cukup besar. Bahkan mampu menembus pasar ekspor. Namun seiring pertumbuhan pariwisata yang berkembang, kondisinya semakin mengalami penurunan.
Hal itu memaksa Bupati terpilih yang akan memimpin Klungkung di periode kedua, Nyoman Suwirta, mengambil kebijakan untuke membuat kajian ilmiah terkait penurunan produksi rumput laut di kawasan Nusa Penida.
Suwirta dalam acara temu Wirasa dengan masyarakat Nusa Penida yang diadakan di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar menjelaskan, kajian akademis yang dilakukan di tahap pertama menyebutkan, penurunan produksi rumput laut tidak terpengaruh langsung oleh pertumbuhan pariwisata di kawasan konservasi perairan nasional itu.
“Pertumbuhan industri pariwisata di Nusa Penida lebih cepat dibanding perencanaannya. Karena itu, harus ada penataan agar tidak merugikan potensi alam yang ada,” jelas Suwirta di Denpasar, Minggu, 29 Juli 2018.
Panen pertama rumput laut, paska ada kajian, menurut Suwirta cukup berhasil. Pola yang digunakan dengan sistem tutup jaring.
“Ini akan kita coba lagi di panen kedua. Jadi jangan sampai ada kesimpulan, rumput laut mati karena pariwisata,” ujarnya.
Kajian itu, menurut Suwirta, akan terus dilakukan sampai menemukan jawaban yang pasti. Tak dipungkiri, pertumbuhan pariwisata di pulau terluar itu, berpengaruh dengan aktifitas ekonomi masyarakat setempat.
Suwirta mengatakan, peluang mengais rejeki di sektor pariwisata cukup terbuka lebar bagi masyarakat Nusa Penida.
“Disini harus ada batasan jelas, apakah rumput laut mati karena suhu laut ataukah masyarakatnya yang tidak mau lagi jadi petani rumput laut. Jadi nantinya jangan sampai ada saling menyalahkan,” jelas Suwirta.
Nyoman Suwirta menggelar acara temu wirasa bersama masyarakat Nusa Penida daratan yang tinggal di seluruh Bali. Pertemuan itu sebagai ajang silaturahmi bagi Nyoman Suwirta yang kembali memimpin Klungkung untuk periode kedua paska memenangi pilkada serentak Kabupaten Klungkung pada Juni 2018 lalu. (*)