Gubernur Koster Sebut Orang Bali Ras Unggul dari Hasil Riset

0
757

DENPASAR, REPORTASE BALI– Orang Bali merupakan ras unggul dibanding ras lain di dunia. Hal ini disampaikan Gubernur Bali terpilih 2025-2030 Wayan Koster. Gubernur dua periode asal Desa Sembiran ini, menyampaikan dirinya bangga sebagai krama Bali karena sudah ada riset jika keturunan Bali itu ras unggul di dunia. Ada banyak penjelasan dari hasil riset tersebut. Untuk itu Koster meminta krama Bali jangan saling sikut, dan wajib bekerja sama membangun Bali untuk masa depan Bali yang lebih baik.

“Menurut sejarahnya dan historisnya serta ada hasil riset bahwa orang Bali termasuk kategori ras unggul. Saya sudah baca dokumen itu pada tahun 2015,” kata Gubernur Koster di Denpasar belum lama ini.

Menurutnya, orang Bali banyak yang pintar-pintar dan tersebar di sejumlah wilayah di dunia. Untuk itu, Koster mendukung program keluarga berencana empat anak di Bali untuk melestarikan Nyoman dan Ketut. Ia juga sudah membentuk tim sendiri yang akan mengkaji agar keluarga yang bisa melahirkan anak ketiga dan keempat akan diberi bantuan khusus melalui APBD Bali.

“Jadi, orang Bali itu banyak yang pintar-pintar. Harus menyebar kemana-mana, di Bali dan luar Bali. Supaya orang-orang yang pintar ini menyebar dan berkontribusi ke seluruh Indonesia bahkan di dunia,” jelas Koster.

Koster meminta semua krama Bali jangan saling memusuhi. Tak boleh saling sikut. Semuanya harus bersatu dan berjalan bareng membangun Bali.

Dilansir dari berbagai sumber, menyebut bahwa orang Bali disebut ras unggul diperkuat beberapa faktor alamiah ini. Seperti genetika dan kesehatan. Studi-studi kesehatan menjelaskan, gaya hidup tradisional, diet berbasis makanan alami dan aktivitas fisik tinggi di bidang pertanian dan seni tari sangat mendukung kesehatan krama Bali.

Baca Juga :   Perubahan Nomenklatur STIKOM Bali Jadi Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali

Budaya Bali yang kaya akan seni tari, gamelan, dan ritual spiritual yang kuat dianggap mendukung kemampuan berpikir kreatif, konsentrasi tinggi, serta kecerdasan emosional orang Bali.

Subak (sistem irigasi kolektif) dan Banjar (sistem komunitas adat) di seluruh Pulau Dewata memperkuat sosial yang melahirkan sikap gotong royong. Krama Bali selalu mengutamakan kerjasama.

Menari, bekerja di sawah, dan bela diri tradisional serta pola makan alami kaya seperti sayur dan protein nabati memperkuat kesehatan dan tubuh krama Bali.

Krama Bali juga menjunjung tinggi Tri Hita Karana (keseimbangan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam). Stabilitas mental dan emosional krama Bali selalu terjaga karena menjalankan filosofi ini.