Puluhan Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Mengalami Penundaan dan Pengalihan Pendaratan Akibat Penutupan Runnway

0
54

DENPASAR, REPORTASE BALI- General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Ahmad Syaugi Shahab membenarkan terjadinya insiden di landasan pacu Bandara Ngurah Rai Bali. Insiden tersebut terjadi karena pesawat carteran Pesawat Airfast dengan nomor registrasi DH PK OAM 6 dari Benefe Sumbawa Barat mengalami kemacetan di tengah landasan pacu. “Dapat kami jelaskan bahwa pada Sabtu, 8 Maret 2025 pesawat Airfast dengan nomor registrasi DH PK OAM 6 dari Benete, Sumbawa Barat mengalami kendala teknis saat melakukan pendaratan di Bandara I Gusti Ngurah Rai – Bali pada pukul 09.26 WITA. Terdapat 7 orang penumpang yang semuanya telah dievakuasi dan tidak mengalami cedera serius,” ujarnya.

Akibat kendala tersebut pesawat sempat berada di runway selama kurang lebih 2 jam. Untuk alasan keselamatan dan keamanan operasional penerbangan, untuk sementara runway tidak dapat didarati dan digunakan untuk lepas landas. Berdasarkan NOTAM Nomor A0668/25 NOTAMN perihal penutupan runway dari pukul 10.15 sampai dengan 12.10 WITA. ‘Hal ini dilakukan untuk mengevakuasi penumpang dan pesawat ke apron, serta memeriksa dan memastikan tidak ada objek asing yang tertinggal di runway karena peristiwa ini, yang dapat berpotensi membahayakan keamanan keselamatan penerbangan,” urainya. Jadi penutupan runnway dilakukan selama kurang lebih dua jam agar petugas melakukan evakuasi pesawat dan juga obyek asing yang tertinggal di runnway.

Atas peristiwa ini terdapat 10 penerbangan keberangkatan terdampak penundaan keberangkatan atau delayed yang terdiri dari 5 penerbangan domestik dan 5 internasional. Sementara terdapat 21 penerbangan kedatangan yang terdampak, terdiri dari 9 penerbangan domestik dan 12 internasional. Totalnya ada 31 penerbangan yang berdampak ditambah 3 penerbangan yang kembali ke bandara asal atau Return to Base (RTB). Penerbangan kedatangan mengalami pengalihan pendaratan atau divert ke beberapa bandara alternatif seperti Lombok sebanyak 6 penerbangan, Surabaya 5 penerbangan, Makassar 3 penerbangan, Semarang 2 penerbangan, Jakarta 1 penerbangan, dan Banyuwangi 1 penerbangan. Terdapat 3 penerbangan kedatangan yang kembali ke bandara asal atau Return To Base (RTB) yakni di bandara Lombok, Jakarta, dan Singapura.

Baca Juga :   JMSI Dumai, Pengcab Pertama di Indonesia yang Dilantik

“Saat ini semua pihak sedang berupaya melakukan yang terbaik agar runway dapat segera beroperasi kembali,” ujarnya.