Akademisi Unud Bali Soroti Kondisi Danau Buyan yang Semakin Sempit

0
97

DENPASAR, REPORTASE BALI- Guru Besar Universitas Udayana Bali Prof. Ni Luh Kartini mengatakan, kondisi Danau Buyan yang terletak di Desa Pancasari, Kabupaten Buleleng saat ini sangat memprihatikan. Danau tersebut kini semakin sempi akibat sedimentasi. Saat dikonfirmasi Rabu (9/4/2025), akademisi asal Buleleng ini meminta kepada semua pihak terkait, mulai dari Kementerian Lingkungan Hidup, Balai Wilayah Sungai dan Danau, Provinsi Bali, Kabupaten Buleleng agar segera melakukan berbagai upaya pemulihan danau. “Saya mengamati ada banyak faktor kenapa Danau Buyan semakin sempit. Selain perubahan iklim, sedimentasi, juga akibat aktifitas sekitar danau. Salah satunya adalah urugan tanah saat pembangunan shortcut. Materinya dibuang begitu saja sehingga bisa menutupi danau,” ujarnya.

Saat ditanya berapa luas terjadi penyempitan, ahli pertanian organik ini mengaku belum bisa mengukur secara pasti. Namun kalau dilihat secara global, diperkirakan bisa mencapai sekitar 200 meter. “Saya belum ukur luasan penyempitan. Tapi kalau dilihat maka kira-kira 200 meter lebih,” ujarnya. Danau ini akan semakin sempit bila tidak segera ditangani oleh otoritas terkait. Dalam beberapa tahun terakhir ini, permukaan danau mengalami pendangkalan karena banyak material masuk ke danau.

Prof. Kartini juga menyoroti banyak bangunan yang berlokasi di sisi danau. “Kalau kita berdiri di sisi Danau Buyan yang mengalami penyempitan, kemudian kita memandang ke arah barat daya, maka tampak sekali banyak bangunan yang berdiri. Ini juga harus dicek, bagaimana limbahnya, bagaimana perizinannya. Sebab aktifitas manusia di wilayah juga sangat mempengaruhi kondisi Danau Buyan,” ujarnya. Ia meminta agar otoritas terkait segera melakukan perbaikan dan pemulihan Danau Buyan.

Menurutnya, Danau Buyan itu secara geologis berkaitan sangat erat dengan sumber air tawar mulai dari Buleleng hingga Tabanan. Bila tidak segera diselamatkan maka sumber air tawar di Bali akan terus terkikis dan lama lama bisa hilang. Setelah hilang maka Bali akan semakin sulit untuk mendapatkan air tawar. Pemerintah pusat diharapkan segera merumuskan sempadan danau, batasan aktifitas manusia dan seterusnya. Sebab selama ini belum ada acuan yang jelas tentang sempadan danau. Untuk jangka pendeknya, Pemprov Bali dan Kabupaten Buleleng melalui dinas terkait segera melakukan langkah cepat menyelamatkan Danau Buyan. “Saya suatu hari berdiri termenung di pinggir danau, menitikkan air mata melihat kondisi ini. Sebagai seorang akademisi saya harus bicara jujur bahwa kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Saya tahu betul Bapa Gubernur Bali, Wayan Koster, sangat care soal sungai dan danau melalui visi dan misinya. Semoga ini cepat teratasi,” ujarnya.

Baca Juga :   Tak Mau Warganya Sakit, Gubernur Koster: Kesehatan Masyarakat (Kesmas) harus jadi Budaya Hidup Krama Bali