Berantas Virus dari Nyamuk, Kemenkes Bersama GISAID Gelar Arbovirus Summit di Bali

0
218
Berantas Virus dari Nyamuk, Kemenkes Bersama GISAID Gelar Arbovirus Summit di Bali

REPORTASEBALI, DENPASAR – Kementerian Kesehatan bersama Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID) akan mengadakan Arbovirus Summit di Bali.

Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain para akademisi, ilmuwan, pemerintah, lembaga swadaya, aktifis, pemerhati lingkungan, dan para pengambil kebijakan dari dari berbagai lembaga pemerintah di seluruh negara peserta yang hadir.

Pertemuan tersebut diharapkan menjadi platform untuk pertukaran gagasan, pembelajaran, dan kolaborasi antara para ahli, pemangku kepentingan, dan akademisi dalam upaya global untuk mengatasi ancaman arbovirus.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di hadapan media di Bali, Senin (22/4/2024) mengatakan, dunia saat ini sedang menghadapi ancaman Arbovirus yang cukup signifikan. Arbovirus merupakan virus yang ditularkan kepada manusia melalui vektor artropoda. Beberapa virus yang termasuk ke dalam kelompok arbovirus antara lain dengue, zika, dan chikungunya.

Pertumbuhan populasi vektor dan perubahan iklim telah menyebabkan peningkatan insiden penyakit-penyakit ini di berbagai belahan dunia. Dampak penyebaran arbovirus cukup signifikan terhadap kesehatan masyarakat dan ekonomi. Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan kematian serta menimbulkan beban ekonomi yang besar akibat biaya perawatan medis, dan penurunan produktivitas.

Menurut Menkes dalam Arbovirus Summit kali ini, banyak peserta dari beberapa negara yang memiliki penelitian yang sangat lengkap tentang tentang virus. Bahkan banyak negara maju memiliki dan menyimpan banyak tentang virus. Sebab itu sangat penting dalam Arbovirus Summit kali ini akan dirumuskan bagaimana upaya pencegahan dan pemberantasan, tukar informasi dan gagasan di antara para peserta.

Tiga Arbovirus yang berasal dari nyamuk seperti dengue (DBD), zika, chikungunya sangat rentan dalam perubahan iklim kali ini. Hampir di banyak negara mengalami hal yang sama. “Perubahan iklim berpengaruh terhadap adanya nyamuk dan serangga lainnya. Di banyak negara kaya misalnya, banyak akademi dan organisasi menyimpan berbagai informasi soal Arbovirus. Semua ilmuwan mencari informasi genetik dari virus ini.

Baca Juga :   Pemprov Bali Mulai Buka Pendaftaran Vaksin Bagi Jurnalis

Karena semua ilmuwan diperlukan untuk memberantas penyakit perubahan iklim ini,” ujarnya. Semua negara mengalami nasib yang sama yakni ancaman Arbovirus akibat perubahan iklim.

Peran pemerintah sangat penting dalam menanggulangi hal ini. Banyak negara meregistrasi penemuan soal ini sehingga siapa pun yang menggunakan maka wajib membayar atau ganti rugi. Saat ini semua informasi digital soal virus bisa terlacak dengan baik. Dan banyak negara sudah meregistrasi hasil penelitian dan penemuannya sehingga negara lain yang menggunakannya akan menarik sejumlah royalty dari penemunya.

Semua negara berkembang memasukan genetik virus bakteri mereka tahu itu diregister kemudian dikomersialisasikan. Hal yang sama juga bisa dilakukan terhadap Arbovirus yang ini potensi ancamannya sangat besar terhadap banyak negara di dunia.