Perkuat Penanggulangan HIV/AIDS, KPA Bali dan Tim Percepatan Pembangunan Satukan Persepsi

0
192

DENPASAR, REPORTASEBALI.ID – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali bersama Tim Percepatan Pembangunan Bali bidang Sosialisasi menggelar pertemuan untuk menyamakan persepsi dalam menyampaikan informasi kepada publik terkait program penanggulangan HIV/AIDS di Bali.

Pertemuan berlangsung di Kantor Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Bali, Jumat (9/5/2025), dipimpin oleh Tim Percepatan Pembangunan Dr I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi W.S, SE, MM serta Dr Agustinus Dei di hadiri Kepala Sekretariat KPA Bali AA Ngurah Patria  dan perwakilan dari Kelompok Jurnalis Peduli AIDS (KJPA) Bali.

“Kami ingin memastikan data dan informasi tentang HIV/AIDS yang disampaikan ke publik benar-benar sesuai dengan kondisi di lapangan,” kata Dr Agustinus Dei dalam pertemuan tersebut.

Sementara itu, Dr Ayu Diah menekankan pentingnya mengetahui lebih jauh struktur dan peran KJPA dalam mendukung program penanggulangan HIV/AIDS di Bali.

Menanggapi hal itu, Tim Pengarah KJPA, Rofiqi Hasan, menjelaskan bahwa jurnalis yang tergabung dalam KJPA berkomitmen memberikan informasi faktual terkait HIV/AIDS. Namun, ia mengakui adanya kendala berupa kurangnya koordinasi dan legalitas formal organisasi.

“Karena itu, kami mengharapkan dukungan berupa pelatihan dan legalitas agar informasi yang disampaikan di lapangan tidak melenceng dari fakta dan data sebenarnya,” ujarnya.

Permintaan tersebut disambut positif oleh Tim Percepatan Pembangunan Bali. Mereka menyatakan kesiapan memfasilitasi proses legalitas dan pelatihan yang dibutuhkan.

Dalam kesempatan itu, AA Ngurah Patria Nugraha juga memaparkan data HIV/AIDS di Bali. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS sejak 1987 hingga 2024 mencapai 31.880 kasus, terdiri dari 19.779 kasus HIV dan 12.101 kasus AIDS.

Ia menjelaskan bahwa peningkatan kasus justru menjadi indikator positif karena menunjukkan kinerja tim yang aktif melakukan pelacakan.

Baca Juga :   Sukses Dikukuhkan, Pengurus Daerah JMSI Sumbar Dipimpin Yal Aziz

“Dari tahun 2021 ke 2022 tercatat 248 kasus baru, tahun 2022 ke 2023 ada 170 kasus, dan tahun 2023 ke 2024 ditemukan 12 kasus. Ini menunjukkan proses skrining berjalan baik dan membantu membongkar fenomena gunung es,” jelasnya.

Menurut Patria, setiap kasus yang ditemukan langsung diarahkan untuk mendapatkan layanan pengobatan agar tidak berkembang ke tahap AIDS.

Ia juga menanggapi soal persebaran kasus di daerah. Menurutnya, tingginya angka temuan di Denpasar disebabkan oleh kualitas layanan yang sangat baik, sehingga masyarakat dari luar daerah banyak yang datang untuk mengakses layanan tersebut.

“Contohnya Denpasar. Karena layanan di sana sangat lengkap, masyarakat dari daerah lain juga memilih melakukan tes atau pengobatan di Denpasar. Jadi angka kasus yang tercatat di sana juga tinggi,” tambahnya.

Hal senada disampaikan oleh Pengelola Program Humas dan Kemediaan KPA Bali, Yuniambara, SIP. Ia menyebut banyak warga luar Bali yang menghubungi pihaknya melalui situs web resmi untuk mencari informasi dan layanan tes HIV maupun terapi ARV.

“Kebanyakan berasal dari Jakarta, NTT, dan daerah lain. Mereka biasanya mencari tahu lewat laman ‘Hubungi Kami’ di situs KPA Provinsi Bali,” katanya.

KPA Bali berharap sinergi dengan para jurnalis dan Tim Percepatan Pembangunan Bali akan terus diperkuat, demi memastikan informasi yang akurat dan upaya penanggulangan HIV/AIDS yang semakin efektif di Pulau Dewata.