REPORTASEBALI.COM – Wakil Gubernur I Ketut Sudikerta membuka International Conference of Sustainable Mangrove Ecosystems di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur. Diskusi itu diikuti 300 peserta dari 19 negara.
Mereka membahas tantangan dalam menghadapi restorasi, konservasi dan forestasi yang hutan Mangrove. Sudikerta mengatakan, Bali memiliki hutan Mangrove seluas 4.116,66 dan 1.373 ha Tahura yang berlokasi di jalan Bypass Ngurah Rai.
“Tahura ini terletak dalam posisi strategis. Kita perlu mendapatkan solusi sehingga hutan mangrove dapat terselamatkan,” jelas Sudikerta, Selasa, 18 April 2017.
Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung, Hilman Nugroho menyatakan, mangrove merupakan salah satu aset esensial di bidang perikanan serta dapat mencegah erosi pantai, banjir dan menyerap karbon yg menyebabkan polusi.
Data di Indonesia, menurut Hilman, dari 3.5 juta hektar mangrove di Indonesia, kerusakan ada di 257 kabupaten/kota disebabkan konservasi, ilegal logging, hama maupun perluasan praktek budidaya yang tidak berkelanjutan.
“Di Indonesia, dari 3.5 juta yang ada tiap tahunnya kira-kira ada 200 ribu hektar yang mengalami kerusakan,” jelas Hilman.
Sementara, Direktur UNFF Manuel Subravilo menyebutkan mangrove merupakan habitat yang krusial, maka dari itu mangrove selalu mendapat tekanan yg tinggi untuk kepentingan manusia.
“Kita harus menghentikan diforestasi sesuai SDGs sehingga tahun 2030 keinginan kita bisa tercapai.,” jelas Manuel.