Mengunjungi Pasraman Sastra Kencana

0
3729

REPORTASEBALI.COM – Mengunjungi sebuah Pasraman yang ada di Jembrana yang bernama Pasraman Sastra Kencana tepatnya Banjar Tegak Gede, Desa Yehembang Kangin, Kecamatab Mendoyo, Kabupaten Jembrana, kami diterima Langsung oleh Pinisepuh Guru Nabe Budiarsa. Beliau yang selama ini keliling Bali memenuhi panggilan dari umat dalam hal pemrosesan pekarangan menurut pengetahuan Hindu Bali yg tertuang dalam Tatwa Dasa Aksara dan Kanda Empat.
 
Menurut beliau pemrosesan pekarangan yg dialami kemarin di denpasar pada Tanggal 12 juni 2017 dalam hal Melakukan pemroses karang usaha, yang banyak sekali dihuni oleh mahluk mahluk gaib dalam berbagai perwujudan, yang berada dalam wilayah kekuasaan Ratu Niang Sakti , dan akibat ketidak pahaman akan kekuatan2 yang ada menyebabkan banyak masalah dalam usaha Konveksi tersebut.
 
Setiap memasuki tempat usaha semua karyawan sering sakit kepala, kadang sering emosi tanpa sebab, sering melihat perwujudan dan itu sangat nyata, melihat orang jalan-jalan tiba-tiba hilang, tiba-tiba muncul, kadang ada naga hijau berisi mahkota permata kuning menyala.
 
Kadang kehilangan yang tdk masuk akal, seperti kehilangan uang, kehilangan pakaian, kehilangan peralatan, bahkan kehilangan lauk daging dari makanan, itu pengakuan salahnya satu karyawan, dan juga pengakuan sang pemilik usaha seluas 20 are lantai II full itu mengatakan mahluk gaib itu kadang menyerupai karyawan sendiri untuk minta sesuatu, setelah diberikan sebentar nya datang karyawan sebenarnya lalu minta sesuatu yang sama dan bilang belum dapat, dan dia menyatakan tdk ada ketemu pemilik dan itu dikuatkan oleh temannya sendiri, kadang kain dilempar entah oleh siapa, kadang kartu absen terbang seperti ada yg melempar padahal tak ada siapapun.
 
Berbagai kejadian aneh terjadi menurut penuturan pemilik dan beberapa karyawan,
Karena sudah bertahun tahun dari tahun 2002 biasa berkumpul dengan mahluk gaib lama-lama menjadi terbiasa namun tetap merasa merinding dan tiap hari sakit kepala, sakit punggung, kaki lemas tak bertenaga dari paha kebawah. Tapi namanya juga mahluk gaib, tetap berdampak negatif baik terhadap karyawan maupun bagi pemilik usaha yang merupakan anggota Pasraman Sastra Kencana
 
Lewat pemerosesan menggunakan Puja Kawisesaning Sanghyang Kala Durga Wisesa, serta Puja Sanghyang Panca Maya Kosa untuk mengendalikan kekuatan mahluk gaib menjadi sahabat atau nyama dan menjadi penolong untuk menyelesaikan pekerjaan, Bala Wadwa Butha Kala dadi Bala Amerta.
 
Seketika suasana menjadi nyaman, tidak ada lagi mahluk gaib yang menyakiti dan mengganggu, dan karyawan pun seketika sembuh dan tdk ada yg sakit kepala maupun lemas.
 
Sanghyang Panca Maya Kosa mampu menghilangkan penyakit yang diakibatkan oleh para Butha Kala dan Sanghyang Kala Dhurga Wisesa mampu mengendalikan mahluk gaib menjadi penolong manusia mempercepat menyelesaikan pekerjaan karna dibantu oleh para mahluk gaib, hal ini mirip seperti yang dialami oleh para dukun yg ngiringang mahluk halus, dia tiba-tiba menjadi pintar ataupun kuat ketika mahluk halus itu menguasai tubuh sang dukun.
 
Puja itu juga mampu menata kekuatan mahluk gaib sesuai sifat yg dimiliki, sepeti kelompok gaib Butha putih/Anggapati berasal dari gua, batu gitgit, dan pinggir laut
Kelompok gaib Butha Bang / Merajapati yg datang dari kuburan, perempatan jalan, tumbak jalan, pertigaan dan tegal angker,
Kelompok Butha Kuning Banaspati yang datang dari pohon besar, gunung, bukit, tegal linggah.
 
Kelompok Butha Ireng Banaspati Raja yang datang dari campuhan air, danau tukad pangkung, selokan parit sawah, dll,
Dan kelompok Butha Manca Warna yang datang dari kesalahan kerja rekayasa manusia spt salah membangun, salah menata, salah menanam sesuatu,
 
Semua kekuatan itu bisa menjadi musuh utama dari kehidupan manusia dimana mahluk itulah yg diburu oleh para penekun aliran kiwa dan lalu kemudian bila ada mahluk gaib spt itu dirumah kita dia bisa dimanfaatkan oleh orang2 sakti, utk mengganggu sang pemilik rumah atau pun pemilik usaha sehingga yg keliatan hanya gangguan orang, sedangkan gangguan mahluk gaib yang ada tak tersentuh sama sekali.
 
Semoga dengan Panugrahan Sanghyang Kala Dhurga Wisesa dan Sanghyang Panca Maya Kosa, lewat ritwal Pengingkup Agung Pengasih Agung dan Pengarad Agung, semua menjadi nyaman dan usaha menjadi lancar.
 
Sesungguhnya semua mahluk yang ada dimuka bumi ini bisa menjadi sahabat dan bisa juga menjadi lawan yang mematikan, apalagi kalau ingin mengalahkan mahluk gaib yang sakti tak bisa mati, sama sulit nya dengan ingin mengalah kan leak, walaupun org nya bisa mati tapi leaknya tdk akan bisa mati karena leak adalah energi yang merupakan kekuatan ilmu dalam otak atik sastra oleh orang yang terampil bermain sastra untuk mengolah energi Dhurga menjadi Ilmu Pengeleakan.
 
Ilmu Leak tak akan pernah mati selama ada sastra dan selama ada orang cerdas bermain sastra, sehingga banyak orang bilang dan jadi sesenggakan. Liu dukun ngaku ngalahang leak ngaku ngematiang leak sakewala sing ada bangken leak. Sing taen ada leak ngaku ngalahang dukun, ngaku ngematiang dukun sakewala liu dukun mati kalahang leak matiang leak.
 
Kenapa dukun banyak ngaku ngalahang leak tapi tdk pernah leak ngaku ngalahang dukun?
 
Itu karena leak adalah ilmu kendali energi lima unsur yg dipersonifikasi kan menjadi Dhurga, dismbulkan menjadi perwujudan Dhurga, dan Dhurga ini berasal dari 5 unsur api, putih nya api disebut Dhurga Petak, merah nya api disebut Dhurga Bang, kuning nya api disebut Dhurga Jenar, hitam pekat nya api disebut Dhurga Ireng, dan warna warni api disebut Dhurga Manca Warna , lalu kekuatan api disebut Bhatari Dhurga, pacaran sinar api disebut Dewi Dhurga, maka Dhurga sesungguhnya perwujudan dari simbolisasi api, dan karna api yg paling utama adalah api yg digunakan untuk mengembalikan lima unsur Panca Maha Butha pada jasad manusia menuju alam buana agung atau manunggaling raga sarira Buana Alit ke Buana Agung.
 
Maka api Dhurga ini bersemayam di Pemuwun Kuburan atau tempat pembakaran mayat. Api itulah yg paling utama karena mampu mengembalikan lima unsur tubuh manusia menyatu dengan alam,
Dhurga Petak mengembalikan unsur angin yang berada di kulit dan jantung.
 
Dhurga Bang mengembalikan unsur api yang ada pada darah daging dan hati Dhurga Jenar, mengembalikan unsur sinar yang ada pada otot saraf dan ungsilan atau ginjal
Dhurga Ireng, mengembalikan unsur air yang ada pada tulang sumsum dan ampru atau empedu, serta Dhurga Manca Warna mengembalikan unsur pertiwi kembali ketanah.
 
Karena pengembalian lima unsur badan kasar manusia saat kematian hanya di kuburan maka dewaning kuburan pada pemuwun adalah Dhurga Manca Warna menyatu menjadi Bhatari Dhurga, sedangkan roh nya manusia diterima oleh Hyang Bapa Prajapati, jasmani kembali ke ibu pertiwi dalam wujud Maha Ibu Dhurga atau Hyang I Meme.
 
Roh kembali ke bapa Hyang Ibapa atau Hyang Brahma Prajapati, yang nantinya di jemput dari Merajapati diajak ke pura dalem,
 
Panca Dhurga inilah target dari leak sehingga ada lima kelompok leak yaitu Leak Petak , Leak Bang, Leak Jenar, Leak Ireng dan Leak Manca Warna, kelima leak ini yang punya fungsi berbeda, agar Panca Maha Butha dari tubuh manusia bisa kembali seutuhnya ke Panca Loka, dan lima unsur ini yang tak bisa dikalahkan dengan ilmu kesaktian apapun tetapi tentu sangat bisa dikendalikan, seperti halnya mengendalikan energi angin api sinar air dan bumi. Dan karena itu lah kalah bukan berarti mati apalagi lenyap, kalahnya leak akan menyatu dalam kuasa Dhurga sebagai Hyang Maha Ibu Dhurga atau Maha Imeme
 
Namun ilmu itu banyak disalahgunakan untuk mengumbar nafsu, menyakiti dan menyiksa melampiaskan irihati dan sakit hati, dendam dan lain sebagainya. (Yoko)

Baca Juga :   BNR Bali Siap Sambut Delegasi IMF-WBG 2018