REPORTASEBALI.COM – Sekitar 1000 orang turun ke jalan. Tak terkecuali massa basis Karangasem yang saat ini tengah dilanda bencana erupsi Gunung Agung, juga turut unjuk sikap menolak reklamasi, Sabtu, 2 Desember 2017.
Massa aksi terdiri dari Forum Masyarakat Bali Tolak Reklamasi (Forbali) dan Pasubayan Desa Adat Tolak Reklamasi.
“Walaupun kami tinggal dibawah kaki Gunung Agung yang lagi kena dampak erupsi, kami akan tetap menolak reklamasi dan batalkan Perpres No 51 tahun 2014,” orasi massa dari basis Karangasem.
Tuntutan mereka masih sama yakni, batalkan Perpres No 51 tahun 2014. Aksi tersebut dikoordinasi oleh I Wayan Suardana alias Gendo.
Menurut Gendo, aksi penolakan reklamasi ini bertepatan dengan musibah erupsi Gunung Agung. Namun pihaknya tidak gentar dengan kemungkinan adanya pemelintiran berita jika aksi yang dilakukan tidak memikirkan korban Gunung Agung.
“Tidak seperti manuver yang sering dilakukan dengan memanfaatkan bencana,” sindir Gendo.
Dalam orasinya, Gendo memaparkan bencana erupsi vulkanik sebagai kehendak alam. Selain itu, kata Gendo, saat ini di beberapa daerah juga tengah terpapar bencana ekologis banjir, yang menurutnya, terjadi karena campur tangan manusia.
“Bencana lingkungan Hidup yang kita hadapi tentang Teluk Benoa oleh para akademisi dan para ahli dapat kita cegah karena itu disebabkan oleh kerakusan oleh sekelompok orang,” jelas Gendo.
Aksi massa tolak reklamasi berkumpul di Lapangan Mito Mandala Renon sekitar pukul 14.00 wita. Mereka menggelar aksi teatrikal budaya dan bergerak mengelilingi lapangan Renon.
Tiba di depan kantor Gubernur Bali, massa menggelar pementasan Topeng Bondres. (day)