REPORTASEBALI.COM – Kondisi akibat gempa di Lombok Tengah cukup parah. Hampir 90 persen bangunan rata dengan tanah, terutama di 2 dusun yakni, Montong Dauh dan Kluncing, Kecamatan Kopang, Lombok Tengah. Warga terpaksa harus hidup di tenda-tenda yang mereka dirikan sendiri di bekas rumah mereka yang sudah luluh lantak.
Kepala Dusun Montong Dauh, Andi Lala Merti menjelaskan, warga yang mencapai 500 kepala keluarga (KK), tidak berada dalam satu tempat pengungsian. Menurut Andi, mereka memilih menjaga harta mereka yang masih tersisa dengan mendirikan tenda di areal bekas rumah mereka yang telah rubuh.
“Warga tidak berani meninggalkan rumahnya sementara masih ada harta benda yang harus mereka jaga,” jelas Andi Lala Merti di Lombok Tengah, Sabtu, 25 Agustus 2018.
Andi menjelaskan, banyaknya isu dan kabar bohong yang beredar membuat warga merasa cemas. Karena itu, pihaknya menyarankan agar warga untuk sementara tidak berada di dalam rumah.
“Untuk rumah-rumah yang masih berdiri kita tidak berani menempati, dikhawatirkan masih akan terjadi gempa susulan dan rumah itu rubuh,” ujar Andi.
Pihaknya masih menunggu pakar konstruksi bangunan terkait kondisi bangunan yang setengah rusak. “Apakah masih bisa ditinggali atau dirubuhkan,” tambah Andi.
Alasan itu, juga membuat warga merasa cemas dengan situasi yang berkembang. Meski pihaknya selalu menghimbau agar warga tidak mempercayai isu tersebut.
Sementara, Kepala Desa Teratak Mohamad Ipkan memprediksi akan membutuhkan waktu lama untuk pemulihan. Di sisi lain, logistik yang tersedia semakin lama akan semakin menipis. Dirinya berharap pemerintah segera mengatasi hal itu.
“Disini kalau malam suhunya mencapai 17 derajat. Sedangkan disini ada ratusan anak yang butuh terpal maupun selimut,” terang Ipkan.
Ikatan Media Online (IMO) Indonesia Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Provinsi Bali melakukan penggalangan logistik untuk korban gempa di Lombok. Penyerahan bantuan logistik dilakukan langsung oleh Tim Liputan Kemanusiaan IMO Bali. (dyu)