REPORTASEBALI, GIANYAR – Ubud Artisan Market, di bawah naungan Yayasan Mudra Swari Saraswati, menyelenggarakan pameran tekstil selama dua hari dari berbagai daerah di Bali. Pameran diselenggarakan pada Sabtu (12/2/2022) hingga Minggu (13/2/2022) di Indus Restaurant, Sanggingan, Ubud, Gianyar.
Penenun dari enam daerah akan menghadirkan berbagai macam bentuk tekstil, dari tradisional hingga kontemporer, dengan tampilan motif yang beragam, corak warna dan gaya yang berbeda. Pihak yang berkontribusi diantarannya Tenun Pesalakan dari Pejeng, Cap Menuh dan Kain Menggahagung dari Gianyar, Putri Mas dari Negara, Alam Mesari dari Nusa Penida, Umah Grinsing dari Tenganan, Pagi Motley dan Alamanda Sudaji dari Singaraja.
Masing-masing memiliki komitmen untuk melestarikan warisan tekstil khas Bali dan banyak dari tekstil tersebut menggunakan pewarna alami yang diekstraksi langsung dari daun asli maupun kulit pohon untuk membuat kain-kain tersebut.
Selain pameran, juga terdapat demonstrasi menenun, serta sesi bincang diskusi dengan guest speakers dan film. Diskusi akan berfokus pada keberlangsungan tenun selama pandemi, inovasi dalam industry, pentingnya pewarna alami dan bertahan di masa depan.
Video dari berbagai desa, yang menyoroti Teknik dan gaya menenun yang berbeda-beda juga akan ditampilkan. Barang-barang yang ditampilkan dapat langsung dibeli dan Indus akan membuka pada bagian lantai bawah bagi mereka yang menginginkan menikmati makanan dengan suguhan pemandangan pegunungan Tjampuhan.
“Saya senang bisa mempersembahkan rangkaian berbagai tekstil Bali yang sangat luar biasa ini,” kata Janet DeNeefe, founder dari Ubud Artisan Market. Warisan kerajinan yang unik seperti ini merupakan bagian penting dari identitas Bali dan harus dilestarikan bagaimanapun caranya.
Sementara Ketua Pejeng Kangen Made Astawa mengatakan, banyak peremuanh penenun yang kehilangan pekerjaan dan penghasilan karena Covid19. “Ketika Covid melanda, banyak perempuan di desa kami yang dibiarkan tanpa pekerjaan. Melalui bantuan dari pemerintah setempat dan beberapa warga ekspatriat, kami memutuskan untuk menghidupkan kembali industry tenun lama kami. Kami bangga menunjukkan tekstil kami di Indus dan membagikan desain terbaru kami,” ujarnya.
Pameran diselenggarakan secara gratis, tidak dikenakan biaya untuk biaya masuk pameran. Pameran ini merupakan proyek permulaan untuk acara yang lebih besar di tahap selanjutnya. Pameran berikut merupakan salah satu inisiatif dari Yayasan Mudra Swari Saraswati, sebuah organisasi non-pemerintah non-profit yang berkomitmen untuk memperkaya kehidupan dan penghidupan masyarakat Indonesia melalui pengembangan berbagai program seni budaya yang membangun komunitas masyarakat.