REPORTASE, BALI- Dalam beberapa hari terakhir, diskusi soal sampah di Bali terus menguat di Bali seiring dengan penuhnya TPA Suwung dan membuat ratusan truk sampah antri mengular. Sudah banyak diskusi, seminar, FDG dan sebagainya dari berbagai kelompok sosial masyarakat hingga pemerintah. Ketua Jaringan Jurnalis Peduli Sampah (J2PS) Provinsi Bali Apolo Daton mengatakan, tidak ada waktu lagi untuk memerangi sampah terutama sampah plastik di Bali dengan hanya bicara dalam ruangan, berteori, berdiskusi. “Perangi sampah plastik di Bali tak bisa hanya lewat omon-omon (omong-omong atau bicara) tanpa aksi nyata. Langsung bekerja, edukasi di lapangan, turun ke masyarakat, bekerja langsung di lapangan,” ujarnya di Denpasar, Rabu (26/2/2025). Komitmen J2PS Provinsi Bali telah terbukti lewat aksi nyata di Pantai Kelan Kuta Selatan Badung pada Selasa 25 Februari 2025. Dimana JP2S menggandeng PT Angkasa Pura Suport (APS), PT Integrasi Aviasi Solusi (IAS) dan PT Angkasa Pura Indonesia Cabang Bandara Internasional Ngurah Rai dan sejumlah pemerhati lingkungan hidup dan awak media membersihkan sampah plastik di Pantai Kelan, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (25/2/2025).
Aksi ini merujuk pada Pergub Bali nomor 97 tahun 2018 yang mengatur pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai. Aksi nyata seperti ini bukan kali pertama. Karena sebelumnya, JP2S dan kerap melakukan tindakan serupa dengan menggandeng komunitas pemerhati kebersihan lingkungan di sejumlah destinasi wisata dan lokasi publik. “Kegiatan bersih sampah plastik di Pantai Kelan ini masih dalam rangkain Hari Peduli Sampah Nasional Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada tanggal 21 Februari 2025 dengan tema besar Kolaborasi Menuju Indonesia Bersih. Tak hanya omon-omon, tapi kami lakukan aksi nyata bersih sampah plastik di Pantai Kelan bersama komunitas Bandara Ngurah Rai Bali,” katanya.
Apollo menjelaskan, dalam konteks ini J2PS Bali sudah sejak 2021 terus berkomitmen mendorong kesadaran masyarakat terkait sampah di Bali yang makin sulit dikendalikan. Walaupun kadang jurnalis tidak terlibat secara langsung tetapi tetap aktif mendorong melalui pemberitaan-pemberitaan untuk perilaku masyarakat terhadap sampah dan kebersihan lingkungan.
“Nah seperti kemarin yang kita temukan di Kelan, memang di setiap musim barat itu selalu ada sampah kiriman. Tapi fakta hari ini di Pantai Kelan, ditemukan kebanyakan sampah-sampah plastik akibat ulah para pengunjung wisata Pantai Kelan yang membuang sampah sisa makanan dan minuman secara sembarangan di area pantai,” jelas Apollo.
Menurut dia, disinilah kolaborasi antar jurnalis peduli sampah dan berbagai pihak agar mengubah perilaku mendasar masyarakat. Karena jika berbicara tentang bebas sampah di Bali, rasanya tidak mungkin. Tapi masyarakat bisa disadarkan agar memilah sampah dari sumber dan menjaga kebersihan lingkungan. “Jika kita sudah memilah sampah dari sumber maka persoalan sampah itu berkurang 50-70 persen. Kita harus apresiasi Gubernur Bali telah keluarkan regulasinya tentang pemilahan sampah dan sumber dan pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai,” katanya.
Branch Manager PT APS Cabang DPS Djoko Setyo P., menyampaikan hal serupa. Menurut dia, kegiatan positif bareng para jurnalis dan komunitas peduli lingkungan seperti ini harus kontinyu. Tema Merawat Bumi membersihkan Sampah tepat dalam aksi ini. “Ini merupakan kegiatan kami kesekian kalinya dalam menjaga kebersihan lingkungan. Sebelumnya dilakukan di sejumlah destinasi wisata seperti di Sanur dan lainnya. Kedepan ini kami harap kontinyu karena sejalan dengan pemerhati lingkungan dan komitmen para jurnalis,” jelas Djoko.
Djoko berharap kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan bagi yang berkunjung ke Pantai Kelan. Karena selain menemukan sampah kiriman akibat angin barat, banyak juga sampah plastik bekas makan dan minum yang berserakan di sini. “Kami berharap dan mengajak para pengunjung ikut menjaga kebersihan dimanapun berada khususnya di Pantai Kelan,” harap Djoko.