Usai Umumkan Penghargaan Berkelas Dunia, Bandara Ngurah Rai Malah Pamer Kekurangan ke Publik Akibat Blackout Bali

0
281

DENPASAR, REPORTASE BALI– Ketua Umum DPP Asosiasi Komputer Siber Indonesia (AKSIBINDO) Komang Purnama mengeritik dengan keras aksi manajemen Bandara Ngurah Rai Bali terutama level manajemen yang dengan terang dan jelas mengumumkan ke publik terjadi jeda aktifitas kebandaraan pada saat terjadi blackout Bali Jumat sore hingga malam (2/5/2025). Saat dikonfirmasi Sabtu pagi (3/5/2025), pria yang biasa dipanggil Mang Pur tersebut menegaskan, dirinya mengikuti berita di beberapa media baik lokal maupun nasional di mana manajemen Bandara Ngurah Rai secara terbuka mengatakan bahwa aktifitas bandara berjalan normal. Hanya ada penundaan terhadap keberangkatan karena menunggu peralihan dari PLN ke mesin Genset. “Ini sangat konyol dan memalukan Indonesia di mata dunia. Bandara sekelas dunia seperti di Ngurah Rai seharusnya hal ini tidak boleh terjadi. Karena sehari sebelumnya, manajemen Bandara Ngurah Rai umumkan bahwa Bandara Ngurah Rai raih Peringkat Enam Best Regional Airports in Asia 2025. Peringkat berkelas dunia ini jangan dinodai oleh manajemen yang tidak profesional dan investasi infrastruktur yang tidak memadai. Harusnya ini tidak terjadi. Ini sangat gagal,” ujarnya.

Mang Pur menduga, manajemen Bandara Ngurah Rai berdalih bahwa mereka taat asas dengan keterbukaan informasi publik. Namun hal ini tidak perlu terjadi dan juga tidak ada yang ditutupi jika semua infrastruktur dibenahi. Kendala keberangkatan saat blackout sudah pasti disebabkan oleh peralihan dari PLN ke genset atau sistem lainnya. Kalau diperhatikan dari berbagai berita, bisa dipastikan jika kendala di keberangkatan bisa lebih dari 10 menit dan bahkan sampai 30 menit. Ini bukan waktu yang singkat untuk bandara kelas dunia seperti di Ngurah Rai yang sudah mengantongi berbagai penghargaan internasional.

Baca Juga :   Wayan Koster Minta Bebaskan Bali Dari Tengkulak Agar Petani Tidak Merugi

Ia menduga, infrastruktur seperti Uninterruptible Power Supply atau UPS tidak optimal. “Atau jangan sampai di Bandara Ngurah Rai tidak ada UPS. Atau kalau pun ada UPS maka sistem penyimpanan baterai tidak dirawat dengan baik, daya lemah, dan tidak berfungsi. Manajemen terlalu percaya PLN Bali selalu on fire, stabil. Buktinya di saat PLN mati, ada jeda dimana komputer harus restart, dan ini butuh waktu lama. Tidak heran yang di keberangkatan pasti terganggu. Jangankan lebih dari 10 menit, jeda menit pun tidak boleh terjadi. Sebab sistem dan teknologi sudah ada sejak 15 tahun lalu, dimana komputer tidak harus di-restart jika listrik mati,” sinisnya. Bila UPS ini optimal maka saat listrik PLN mati, komputer tidak berdampak, sebab UPS langsung support untuk sekian menit, dan teknis bisa alihkan ke genset tanpa ada gangguan di komputer.

Ia juga mengeritik keras bahwa di tembok-tembok di Bandara Ngurah Rai hingga saat ini tidak terpasang lampu darurat atau lampu emergency. Lampu ini punya sistem sendiri dan wajib dipasang setiap 8 sampai 10 meter. “Lampu emergency ini bermanfaat sekali bila terjadi bencana alam, gempa bumi, sabotase, blackout dan sejenisnya. Siapa yang bisa memastikan jika hal-hal ini akhirnya terjadi. Kita tidak berharap terjadi. Fungsi lampu ini agar ruang Bandara Ngurah Rai tetap nyala bila ada emergency agar bisa dilakukan langkah langkah berikutnya. Dan ini tidak ada di Bandara Ngurah Rai. Artinya, manajemen Bandara Ngurah Rai belum berpikir sampai disana,” ujarnya.

Semua ini butuh investasi dan tidak bisa turun dari langit. Untuk itu ia meminta agar para personil yang ada di manajemen middle hingga top manajemen wajib memiliki sertifikasi IPCA (Indonesian Professional Certification Authority) yang dikeluarkan oleh Badan Sertifikasi Nasional Indonesia sendiri. Tujuannya agar mereka tahu bagaimana mengelolah tugasnya secara profesional termasuk apa saja kebutuhan di bidangnya. “Kita juga menanyakan pada lembaga yang memberikan penilaian terhadap bandara tersebut tidak memberikan penilaian dalam katagori ancaman bencana teknis (Elektronik dan IT) dan bagaimana antisipasinya,” ujarnya.

Baca Juga :   BI Pertahankan Suku Bunga 4.00%

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Bandara I Gusti Ngurah Rai menambahkan rekam jejaknya sebagai bandara kelas dunia. Kali ini, bandara yang menjadi gerbang utama pulau Bali ditetapkan sebagai salah satu Best Regional Airport in Asia 205 dalam ajang Skytrax World Airport Award di Spanyol, 9 April 2025 lalu. Sebelumnya Bandara I Gusti Ngurah Rai selama 3 tahun berturut-turut mendapatkan predikat Best Airport of 15-25 Million Passengers in Asia Pacific oleh Airport Councils International (ACI). Namun akibat blackout Bali, manajemen Bandara Ngurah Rai Bali malah umumkan ke publik soal jeda waktu cek in dan tertunda beberapa jadwal keberangkatan. Ini adalah kontra narasi dengan sejumlah penghargaan yang diterimanya.