REPORTASEBALI.COM – Proyeksi bisnis kedepan sepertinya sudah jelas tergambar di saat sekarang. Jika melihat sebuah ilustrasi memesan roti tawar melalui gadget, kemudian pesanan itu sudah ada di halaman rumah, itu sebuah realita yang sudah terjadi.
Jawabannya itu semua tak lain adalah, peran teknologi dalam perkembangan bisnis kedepan yang disebut ‘smart retail’.
Roy Mandey ketua umum DPP Aprindo menyebut, transformasi bisnis itu menjadi tantangan besar, sekaligus ancaman, jika peritel tidak beradaptasi dengan perubahan.
“Ini adalah tantangan besar yang segera akan kita rasakan juga di Indonesia, terlebih Bali yang menjadi etalase dunia” imbuhnya.
Sekretaris Aprindo Bali I Made Abdi Negara mengatakan, dengan dibentuknya kepengurusan Aprindo hingga ke tingkat Kabupaten dan Kota se-Bali, akan menguatkan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pengusaha ritel lokal Bali.
“Di era kolaborasi ini, saatnya kita satukan semua sumber menjadi satu kekuatan baru yang lebih besar,” ujarnya.
Dicontohkan Abdi, di skala regional ada jaringan Alibaba yang telah membuat penetrasi bisnis ke Tokopedia atau Astra dengan Go-Jek yang saat ini berlangsung.
Ada juga isu besar di skala internasional yakni, proses akuisisi Carrefour perusahaan retail asal Prancis oleh Tencent, salah satu raksasa bisnis di Tiongkok.
“Kita harus mampu menyambut sekaligus melihat peluang-peluang besar atau hanya akan menjadi penonton saja,” jelasnya.
Sementara, dalam pelantikan itu ditandatangani 3 Perjanjian kerjasama antara Aprindo Bali dengan Coco Group, 1Tempat.Id dan dengan Bhakti Assistance & Workshop yang merupakan satu-satunya lembaga yang secara rutin mengadakan workshop bisnis retail di Bali.
Pelantikan 27 Pengurus Dewan Pimpinan Cabang Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia Kabupaten/Kota Se-Propinsi Bali, dilaksanakan di Ballroom Hotel Puri Ayu Denpasar. (*)