Tsunami Selat Sunda Tewaskan Sedikitnya 20 Orang, 165 Luka dan 2 Orang Hilang

0
591

REPORTASEBALI.COM – Faktor penyebab tsunami yang menerjang selat Sunda masih dalam penyelidikan BMKG untuk diketahui secara pasti. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
Dwikorita Karnawati memberikan tanggapan, pada pukul 21.03 Wib, Gunung Krakatau mengalami erupsi. Sehingga peralatan seismometer setempat rusak.
 
“Namun seismic stasiun Sertung
merekam adanya getaran tremor terus menerus meski tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan,” jelas Dwikorita melalui siaran pers, Sabtu (22/12/2018) malam.
 
Ditambahkan Dwikorita, berdasarkan rekaman seismik dan laporan masyarakat, peristiwa ini tidak disebabkan oleh aktifitas
gempabumi tektonik. Namun sensor Cigeulis (CGJI) mencatat adanya aktivitas seismic dengan durasi ± 24 detik pada pukul 21.03.24 WIB.
 
Tsunami yang menerjang 3 wilayah itu diduga disebabkan longsor bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang akibat bulan purnama. Dua kombinasi tersebut menyebabkan tsunami yang terjadi tiba-tiba yang menerjang pantai.
 
BMKG masih berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk memastikan faktor penyebabnya.
 
Sementara, Kepala BNPB Willem Rampangilei memastikan jumlah korban jiwa dan kerusakan akibat tsunami mendadak itu terus bertambah.
 
Data sementara hingga Minggu (23/12/2018) pukul 04.30 WIB tercatat, 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka, 2 orang hilang dan puluhan bangunan rusak.
 
“Data korban kemungkinan masih akan terus bertambah mengingat belum semua daerah terdampak di data,” jelas Willem didampingi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
 
Dari 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka dan 2 orang hilang terdapat di tiga wilayah yaitu di Kabupaten Padenglang, Lampung Selatan dan Serang. Di Kabupaten Pandeglang, daerah yang terdampak terdapat di Kecamatan Carita, Panimbang dan Sumur.
 
Di Kabupaten Pandeglang, data sementara tercatat 14 orang meninggal dunia, 150 orang luka-luka, 43 rumah rusak berat, 9 unit hotel rusak berat dan puluhan kendaraan rusak. Daerah yang terdampak parah adalah permukiman dan wisata di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita.
 
Di Kabupaten Lampung Selatan terdapat 3 orang meninggal dunia dan 11 orang luka-luka. Sedangkan di Kabupaten Serang terdapat 3 orang meninggal dunia, 4 orang luka dan 2 orang hilang. Daerah yang terdampak di Kecamatan Cinangka.
 
Penanganan darurat masih terus dilakukan oleh BPBD bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat. Bantuan logistik disalurkan. Sementara itu Jalan Raya penghubung Serang-Pandeglang putus akibat tsunami.
 
“Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan. Update penanganan darurat akan terus disampaikan,” jelas Willem. (*)

Baca Juga :   Karyawan XL Axiata Salurkan Donasi Pendidikan di Nusa Tenggara Timur