
REPORTASEBALI, DENPASAR – Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang di Denpasar, Miyakawa Katsutoshi melakukan kunjungan kehormatan di ITB Stikom Bali, Rabu sore (31/7/2024). Kunjungan tersebut di sambut hangat oleh budayawan dan seniman Bali Prof. Made Bandem didampingi Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan.
Kepada media Miyakawa Katsutoshi yang fasih berbahasa Indonesia mengaku, kunjungan kali ini untuk melakukan silaturahmi karena baru 2 bulan ditugaskan di Bali. ” Sudah 2 bulan ini saya mengunjungi tokoh-tokoh di Bali, tidak hanya di kalangan pendidikan, tetapi juga tokoh-tokoh politik, ekonomi, deniman dan budayawan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, selain menjalin silaturhami dirinya juga berbincang-bincang terkait pendidikan bahkan ia bersedia diundang untuk menjadi pembicara dalam seminar terkait hubungan kerja sama antara Jepang dan Indonesia.
Ditanya peluang kerja sama secara konnkret, Miyakawa menyatakan masih mempelajarinya. “Kita masih bincang-bincang dan silaturahmi. Di sini ada banyak komunitas-komunitas pencinta Jepang. Jadi mereka yang bikin acara-acara budaya Jepang atau acara seminar Jepang misalnya, saya akan hadir, bisa juga sebagai pembicara,” tegasnya.
Ditanya mengenai peluang pertukaran mahasiswa maupun dosen, Miyakawa menyatakan, sekarang banyak perguruan tinggi di Indonesia sudah berjaring dengan pendidikan tinggi di Jepang. Saat ini rencana sudah ada, cuma belum dilaksanakan secara maksimal. Yang magang pun sudah banyak ke negara Jepang.
Dia mengakui pertukaran mahasiswa maupun budaya merupakan alat untuk perdamaian dunia. “Ini penting dilaksanakan dalam rangka perdamaian dunia,” tegasnya sambil mengungkapkan kekagumannya kepada Prof. Bandem yang masih tetap sehat, bugar dan masih tetap smart walau sudah menginjak umur 80 tahun.
Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan menyatakan, sudah menjalin relasi baik dengan Jepang, khususnya dengan Konjen Jepang. Banyak sekali yang sudah kita lakukan seperti peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, kita ikut serta. “Sekarang kami ada perkumpulan di sini yang anggotanya 300 orang yang senang dengan budaya bahasa Jepang dan mereka pun ingin ke Jepang,” katanya.
Karena itu, ujarnya, yang paling penting bagaimana pihaknya melaporkan kepada Konjen bahwa mahasiswa sudah banyak magang di Jepang. Ada sekitar 75 orang, di antara 600 orang yang sudah dikirim ke sana. Setelah magang di sana, kemudian diwisuda di STIKOM, banyak yang balik lagi ke Jepang untuk bekerja. “Itulah kebahagiaan buat kami,” tegasnya.