REPORTASEBALI.COM – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) menghadiri simakrama dengan warga dari tiga desa di Kecamatan Denpasar Utara.
Dihadapan ratusan warga dari Desa Pakraman Dangin Puri Kauh, Desa Pakraman Dangin Puri Kaja dan Desa Pakraman Dauh Puri Kaja Koster menegaskan jika Bali memerlukan pemimpin yang tegas.
“Bali butuh pemimpin tegas dan berani, bukan pemimpin pencitraan, tidak mau ambil risiko. Kalau tidak mau ambil risiko, tidur saja di rumah,” kata Koster di Gedung Serbaguna Banjar Wangaya Kaja Kecamatan Denpasar Utara, Jumat 6 April 2018.
Secara pribadi Koster sudah menyiapkan dirinya ngayah untuk Bali. Untuk itu, jika ada pihak yang mencoba ingin merusak Bali, Koster tak segan akan menghadapinya.
“Saya sekala niskala siap. Saya berserah diri, lascarya. Kalau ada intervensi yang akan merusak Bali, saya akan hadapi. Silakan berhadapan dengan saya,” tegas Koster.
Calon Gubernur yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKPI, PKB dan PPP itu menegaskan komitmennya agar Bali tak terusik oleh tangan-tangan jahil yang ingin merusaknya.
“Saya siap menjaga Bali agar tidak terusik tangan-tangan usil yang ingin merusak,” katanya.
Bali, ia melanjutkan, harus dikelola dengan konsep one island one management.
“Kami ingin membangun Bali ini terintegrasi, satu kesatuan wilayah, satu pulau, satu kebijakan dan satu tata kelola,” papar Koster.
Meski ada undang-undang pemerintahan daerah yang mengatur kewenangan antara provinsi dan kabupaten/kota, namun konsep itu tetap bisa dijalankan dengan pola satu jalur.
“Kalau pemimpinnya bisa mengarahkan kebijakan menjadi satu kesatuan, itu bisa dilakukan. Kalau satu jalur, Bali ini indah,” tutur dia.
“Nantinya merancang, melaksanakan dan melakukan pengawasan pembangunan secara terintegrasi. Ini untuk kepentingan Bali. pilgub Bali ini adalah momentum untuk itu demi Bali yang lebih baik ke depan,” ujarnya.
Kedepan, ada lima program prioritas dalam konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Pertama pangan, sandang dan papan. Kedua, kesehatan dan pendidikan. Ketiga, jaminan sosial dan tenaga kerja. Keempat, adat, agama, tradisi, seni dan budaya. Terakhir adalah industri pariwisata.
“Yang tak kalah pentingnya juga adalah pembangunan infrastruktur darat, laut dan udara yang terintegrasi. Semua potensi sudah kami petakan di masing-masing kabupaten/kota,” demikian Koster. (dyu)